Mustaqim.NET – Semua orang terlahir dalam keluarga. Mau atau tidak, semua pasti memiliki hubungan kekeluargaan. Karena hal tersebut merupakan intraksi awal sesama manusia. Namun, semua hubungan pasti memiliki masalah. Untuk itu, admin akan memberikan kata kata sedih tentang masalah keluarga, untuk mengatasi berbagai problem kekeluargaan.
Berikut ini kata mutiara untuk keluarga yang bisa dijadikan Inspirasi Keluarga Milenial:
Di antara konsekuensi menjadi manusia, ialah harus menerima bahwa ia terlahir dalam keluarga, yang pastinya memiliki masalah. Walau bagaimana pun masalah itu harus dihadapi, bukan dihindari.
~ kata kata buat keluarga #1
Keluarga yang baik ialah keluarga yang bilamana salah-satu saudar tertimpa musibah, maka kita juga ikut merasakan kesakitannya. Meski kita tidak terluka, setidaknya kita sakit lantaran melihat saudara kita terluka.
~ kata kata sedih tentang masalah keluarga #2
Contoh kecil keluarga yang buruk, ialah bila saudara kita melakukan kesalahan, kita tidak menegurnya, melainkan menyebarkannya ke media sosial.
~ kata mutiara untuk keluarga #3
Sedih sekali, bila ada seseorang yang malah mementingkan pertemanan dari pada kekeluargaan. Karena kelaurga adalah pertemanan yang sesungguhnya.
~ kata mutiara untuk keluarga kecil #4
Contohlah orang Madura; yang tetap menganggap keluarga, meskipun terpaut tempat yang jauh.
~ kata kata mutiara keluarga #5
Membangun keluarga itu tidak perlu. Karena sebenarnya kita sudah memiliki keluarga, tanpa harus kita bangun terlebih dahulu. Tinggal kita ciptakan keharmonisan di antara mereka.
~ kata bijak untuk keluarga #6
Kisah Sedih Seputar keluarga
Saya rasa tidak cukup kiranya kata kata sedih tentang masalah keluarga, tanpa sebuah cerita dalam sebuah Artikel seputar keluarga. Untuk itu, izinkan saya berbagi cerita. Ini bukan cerita saya, melainkan cerita teman saya. Lebih tepatnya saya pernah membaca tulisan teman saya yang pertinya ia sedang curhat menggunakan tulisan. Ia menulis:
Untuk yang kesekian kalinya saya menulis catatan ini dengan penuh kesedihan. Serangan bertubi-tubi yang saya rasakan hari ini benar-benar membuat pikiran saya kacau balau. Masalah keluarga yang selalu muncul tiada henti-hentinya menghantui jiwa saya, saya seperti terombang-ambing di tengah badai. Oh, Tuhan akankah ini sebuah cobaan yang harus hamba lalui dengan kesabaran ataukah takdir yang harus saya terima secara paksa?
Telpon yang saya terima dari orangtua saya tadi menjadikan beban yang teramat berat, seperti ada hal yang mereka tutupi agar anaknya tidak tahu kondisi yang sedang orangtua alami, tapi apakah saya harus diam saja melihat derita orangtua?
Saya harus bergerak, saya harus berani melangkah. Meskipun berstatus santri bukan berarti masa depan terhalang oleh kekolotan. Saya ingin membuat perubahan. Saya tidak ingin membuat kedua orangtua saya kecewa.
Lantas hal apakah yang harus saya lakukan sekarang?
Ya, Allah tolonglah hambamu ini…
Beri hamba jalan keluar…Hamba berjanji akan membuat mereka bahagia…
Biarlah hamba yang menanggung derita orangtua hamba…
~Ini murni tulisan teman saya, tanpa ada perubahan sedikit pun
Dilihat dari cara bagaimana ia mengekspresikan perasaannya, saya yakin ia sedang dalam keadaan galau tingkat tinggi. Dari gayanya memilih kata kata sedih tentang masalah keluarga, saya menduga ia sedang terjebak dalam dilema. Selebihnya, saya pasrahkan ke pembaca untuk menilainya.
