Mustaqim.NET – Pertanyaan singkat-padat dari pararabu kali ini ialah: apakah malaikat memiliki jenis kelamin? Karena pertanyaan tersebut sangat singkat, akan saya bahas secara singkat pula.
Dalam akidah, pembahasan mengenai malaikat itu termasuk dalam ranah sam’iyat; sesuatu yang hanya bisa kita ketahui melalui khabar-shadiq saja. Jadi, pembahasannya pun harus menggunakan khabar shadiq yang berupa nash, bukan malah akal-akalan.
Dr. Muhammad Said Ramadhan al-Buthi dalam kitabnya Kubral-Yaqiniyat al-Kauniyat (hlm. 247) mengatakan sebagaimana berikut:
“Adapun sifat-sifat malaikat, tidak ada jalan untuk membahasnya secara detail. Karena hal tersebut tergolong sesuatu yang tidak mungkin diketahui kecuali melalui jalan khabar (al-Quran/hadis), sedangkan khabar yang mutawatir tentang penjelasan sifat-sifat berikut tindak-tanduk malaikat secara detail tidak ada yang sampai kepada kita. Karena itulah orang mukalaf tidak wajib membahasnya. Jika semisal menemukan sebagian khabar atau atsar tentang hal itu, kita pun tidak wajib meyakininya. Karena yang wajib meyakininya ialah bila mana ada dalil agama yang qath’i (yang sudah jelas, tanpa perlu mencari). Sedangkan untuk mengetahui sifat malaikat secara global, maka ada jalan untuk mengetahui dan mengimaninya, yang tidak bisa dipungkiri. Jalan tersebut ialah khabar shadiq yang ada di kitab Allah (al-Quran).”
Setelah penuturan itu, Dr. Muhammad Said Ramadhan al-Buthi menyebutkan beberapa ayat, mulai dari an-Nisa: 172, at-Tahrim: 6, al-Anbiya: 26-27, Fathir: 1, hingga Maryam: 17. Kesemunya beliau menyimpulkan setidaknya ada empat sifat malaikat yang wajib diimani:
- Hamba Allah. Malaikat merupakan hamba Allah, bukan anak Allah, bukan pula sekutu Allah.
- Patuh kepada Allah. Malaikat selalu terikat dengan perintah Allah, serta mustahil durhaka kepada Allah. Malaikat pula selalu senantiasa beribadah kepada Allah.
- Bersayap. Sesuai ayat-ayat yang ada, malaikat memiliki sayap. Dua pasang, tiga pasang, dan empat pasang. Soal seperti apa dan bagaimana sayap tersebut, tidak ada khabar yang menjelaskan.
- Tercipta dari cahaya. Malaikat tercipta dari cahaya yang tidak bisa kita lihat dengan kelopak mata, serta bisa berubah wujud.
Untuk keempat poin tersebut, sama-sekali tidak boleh diingkari oleh orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Jika mengingkari, maka orang tersebut berstatus kafir.
Kembali kepada tema yang kita bahas, yaitu apakah malaikat memiliki jenis kelamin? Pararabu yang terbiasa hidup dalam lingkungan pesantren, tentu sudah bisa menjawab dengan gamblang bahwa malaikat itu tidak memiliki jenis kelamin. Namun, sebagian dari pararabu masih banyak yang tidak mengetahui dalil dan alasannya.
Kami temukan jawaban yang detail dalam kitab Jalaul-Afham syarh ‘Aqidatul-Awam bagian al-Fahl ats-Tsalits fil-Malaikat ‘alaihis-Salam (hlm. 55). Kitab tersebut merupakan keterangan dari Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki yang disusun oleh muridnya, yakni KH. Muhammad Ihya’ Ulumiddin. Beliau menjelaskan:
Malaikat tidak bersifat sebagaimana sifat manusia. Di antaranya: malaikat tidak tercipta melalui pelantara ayah dan ibu. Malaikat tidak makan, tidak minum, tidak berkelamin (baik laki-laki, perempuan, atau khuntsa). Barang siapa yang meyakini bahwa malaikat berkelamin laki-laki, orang tersebut berstatus ahli bidah serta fasiq. Namun, dalam status kafir, masih ada dua pendapat. Barang siapa yang meyakini bahwa malaikat berkelamin perempuan, maka jelas kafir, lantaran menyalahi firman Allah:
وَجَعَلُوا الْمَلٰۤىِٕكَةَ الَّذِيْنَ هُمْ عِبٰدُ الرَّحْمٰنِ اِنَاثًا ۗ
“Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan.” (QS. az-Zuhkhruf: 19)
Lebih kafir lagi, jika meyakini bahwa malaikat berkelamin ganda (khuntsa). Karena lebih merendahkan (dari pada meyakini bahwa malaikat berkelamin perempuan).
Beberapa referensi yang menerangkan perihal malaikat tidak berkelamin. Simak selengkapnya:
Dalam kita al-Habaik fi Akhbaril-Malaik
قال الحليمي في المنهاج ثم القونوي في مختصره : وقد قيل إن أصحاب الأعراف ملائكة يحبون أهل الجنة ويبكّتون أهل النار، وهو بعيد لوجهين: أحدهما قوله تعالى (وَعَلى الأَعرافِ رِجالُ) والرجال: الذكور العقلاء ، والملائكة لا ينقسمون إلى ذكور وإناث، والثاني إخباره تعالى عنهم وأنهم يطمعون أن يدخلوا الجنة ، والملائكة غير محجوبين عنها كيف والحيلولة بين الطامع وطمعه تعذيب له ولا عذاب يومئذ على ملك. انتهى
Dalam ‘Alamul-Malaikah (hlm. 13)
لا يوصفون بالذكورة والأنوثة…
“Tidak (boleh) mensifati mereka (malaikat) dengan laki-laki dan perempuan….”