Abul Anbiya Melahirkan Abrahamic Faith?

- Penulis

Kamis, 8 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wacana perdamaian di bawah payung abrahamic faith bak sebuah oase ditengah padang pasir. Bisa mungkin sikap trauma sebagian masyarakat dunia terkhusus indonesia akibat  tindakan-tindakan intoleran yang menimpa muslim dunia, seperti pembantaian ribuan muslim palestina, atau kejadian intoleran yang baru-baru ini menimpa muslim Indonesia mendorong sebagian umat islam –tanpa meneliti kebenarannya –memilih dan meyakini Abrahamic Faith sebagai solusi perdamaian pamungkas. 

Abrahamic Faith
pamfelt the moslem jewish christian conference yang diambil dari situs ini

Bermula dari sebuah konferensi ilmuwan muslim-yahudi-kristen atau the moslem jewish christian conference (MJCC) pada tahun 1979 di new york. Para ilmuan islam, kristen, dan yahudi mengupayakan komunikasi antar agama yang meliputi Agama Islam, Yahudi, dan Kristen. Konferensi  tersebut menghasil sebuah rumusan Abrahamic Faith, bahwa: pada dasarnya tiga agama di atas adalah satu karena bersumber pada nenek moyang yang sama, yakni Nabi Ibrahim as. Semenjak itu wacana Abrahamic Faith menjadi sebuah istilah yang sangat populer dan terus dicanangkan oleh kalangan pluralis sebagi golden way pemersatu tiga agama. 

Mereka mengklaim, bahwa Nabi Ibrahim as sebagai abul anbiya yang telah melahirkan tiga agama di atas adalah sebagai bukti kesamaan tiga agama;  perbedaan bentuk konsepsi dan ritual dianggap hanya perbedaan ijtihad masing-masing agama yang tidak perlu dipermasalahkan. Perbedaan itu menurut kaum pluralis seperti perbedaan antar mazhab dalam islam (furuiyah). Mengutip pendapat Kamil Najjar dari kitab at-tasyabbuh wal ikhtilaf. Tentu saja hal ini tidak benar.

Membungkus agama Islam bersama Yahudi, dan Nasrani sebagai sajian perdamaian adalah tindakan salah, terlalu memaksakan dan rapuh secara keilmuan islam. Dalam hal ini ada beberapa alasan:

3 Alasan Abrahamic Faith Bukanlah Solusi

Pertama, eksistensi ajaran yahudi dan nasrani sampai saat ini, lalu disetarakan dengan Agama Islam dapat menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, ajaran yahudi dan nasrani yang bersifat temporal (dibatasi oleh waktu) tentunya sudah tergeser dan disempurnakan oleh agama Islam sebagai agama semitik terakhir yang bersifat abadi dan universal.

Syekh Nawawi al-Bantani ketika mengomentari surat al-Maidah ayat 48 menyatakan Bahwa: “Taurat (kitab kaum Yahudi) adalah sebuah syariat semenjak diutusnya Nabi Musa as, sampai terutusnya Nabi Isa as, Injil (kitab kaum Nasrani) adalah sebuah syariat sejak diutusnya Nabi Isa as, sampai terutusnya Nabi Muhammad dan al-Quran adalah syariat untuk semua makhluk yang ada pada zaman Nabi Muhammad sampai hari kiamat.” hal ini senada dengan ungkapan ats-Tsa’labi. Menurut ats-Tsa’labi salah satu fungsi  al-Quran adalah sebagai rujukan pokok untuk memilah hal-hal yang benar dan salah akibat tahrif yang terjadi pada kitab-kitab yang menjadi pedoman ajaran terdahulu

Nah, sampai di sini sudah terlihat kerapuhan wacana Abrahamic Faith karena bagaimana mungkin Agama Islam yang berfungsi sebagai agama yang menasakh (menggeser) dan menyempurnakan ajaran sebelumnya kemudian disatukan dengan ajaran al-mansukh.

Kedua, penyandaran ajaran yahudi dan nasrani kepada Nabi Ibrahim sebenarnya hanyalah sebuah klaim. Karena, baik Nabi Ibrahim atau Nabi-nabi lain pendahulu Nabi Muhammad memiliki agama yang sama yakni sebuah agama yang mengesakan allah( at-tauhîd ). Hal itu dapat dilihat secara jelas pada firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 67 yang artinya: “Ibrahim bukanlah orang yahudi bukan (pula) seorang nasrani, akan tetapi dia adalah orang yang lurus dan muslim. Dan tidaklah dia dari golongan orang-orang musyrik.” Menurut para mufassir kata “Muslim” pada ayat di atas adalah “at-Tauhid” yang menunjukkan bahwa ajaran yang dianut oleh Nabi Ibrahim masih bernama at-tauhid –namun memiliki substansi yang sama dengan Islam. Hanya saja setelah agama penyempurna yang dibawa nabi muhammad datang nama tersebut berubah menjadi agama islam. 

Bukti lain terkait hal ini adalah sebuah hadist shahih dari Abi Hurairah yang artinya: “aku (Nabi Muhammad) adalah orang yang paling dekat dengan Nabi Isa Bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi adalah bersaudara, ibu mereka berbeda-beda namun agama mereka adalah satu.”

Ketiga, upaya penyatuan tiga agama di bawah payung Abrahamic Faith adalah upaya yang bertepuk sebelah tangan. Dalam sejarah, baik kaum yahudi atau nasrani dahulu tidak pernah bisa berkompromi dan mau berbagi Nabi Ibrahim sebagai pioner agama mereka. Sebuah data sejarah yang banyak dikutip oleh mufassir menyebutkan bahwa sekelompok nasrani najrân pernah berselisih dengan sekelompok orang yahudi mereka saling mengklaim sebagai pengikut Nabi Ibrahim. Kaum nasrani berkata bahwa Nabi Ibrahim adalah seorang nasrani demikian pula orang yahudi. Namun ketika perseteruan tersebut diharapkan pada Nabi Muhammad, beliau malah berkata: “tiap dua golongan itu (yahudi dan nasrani) bebas (bari’) dari Ibrahim dan agamanya. Bahkan Nabi Ibrahim adalah seorang yang muslim dan tulus (hanifan-musliman) dan aku (nabi muhammad) pengikut agamanya (Nabi Ibrahim) maka ikutilah agamanya, yakni Agama Islam”

Berita Terkait

Hukum Istri Lebih Memilih Orangtua daripada Suami
Malaikat Pencatat Amal
Prinsip Mu’asyarah bil Ma’ruf Beserta Contohnya
Apa Fungsi Utama Masjid pada Zaman Rasulullah ﷺ?
Lengkap: Ketentuan, Hukum, dan Hikmah Pelaksanaan Akikah
Penciptaan Sperma (Air Mani) bukanlah Awal Wujud Makhluk
AGAMA & SAINS: Kritik Seputar Istilah Ilmiah
Dalil Rukyat Hilal Tiap Bulan
Berita ini 534 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 20:19 WIB

Hukum Istri Lebih Memilih Orangtua daripada Suami

Minggu, 30 November 2025 - 15:14 WIB

Prinsip Mu’asyarah bil Ma’ruf Beserta Contohnya

Minggu, 4 Mei 2025 - 08:14 WIB

Lengkap: Ketentuan, Hukum, dan Hikmah Pelaksanaan Akikah

Senin, 8 Juli 2024 - 20:08 WIB

Dalil Rukyat Hilal Tiap Bulan

Jumat, 26 Januari 2024 - 10:46 WIB

Daftar Lengkap Halal-Haram Binatang ala Mazhab Syafi’i

Jumat, 19 Januari 2024 - 22:28 WIB

Hubungan Syariat, Tarekat, dan Hakikat

Kamis, 7 September 2023 - 19:02 WIB

Hukum Menyentuh Anjing dalam Keadaan Kering

Kamis, 7 September 2023 - 05:48 WIB

Bagaimana Cara Salat Makmum yang Tertinggal Bacaan Al-Fatihahnya Imam?

Berita Terbaru

hadits tentang ayah dan anak perempuan

Hadis

Hadits Tentang Ayah dan Anak Perempuan

Sabtu, 6 Des 2025 - 01:36 WIB

Fikih

Hukum Istri Lebih Memilih Orangtua daripada Suami

Kamis, 4 Des 2025 - 20:19 WIB

Akidah

Malaikat Pencatat Amal

Selasa, 2 Des 2025 - 22:19 WIB

Pembuka Khutbah Jumat Latin dan Arab Berharakat

Khutbah

Pembuka Khutbah Jumat Latin dan Arab Berharakat

Selasa, 2 Des 2025 - 13:18 WIB

prinsip mu'asyarah bil ma'ruf wa asyiruhunna bil ma'ruf fain karihtumuhunna

Fikih

Prinsip Mu’asyarah bil Ma’ruf Beserta Contohnya

Minggu, 30 Nov 2025 - 15:14 WIB