9 Macam Nama (الاسم) Beserta Penjelasan dan Contohnya

- Penulis

Minggu, 27 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mustaqim.NET – Saat dalam pengkajian nama-nama Allah, atau yang kita kenal dengan 99 Asmaul Husna, sebagian orang bertanya, “Sebenarnya apa perbedaan antara sifat dan nama, bukankah yang terkandung dalam Asmaul Husna itu juga terkandung sifat-sifat ketuhanan?” Untuk menjawab kebingungan tersebut, perlu kiranya membahas terkait esensi dari sebuah nama.

Dalam kita kitab Nihayatuz-Zain, Syekh Nawawi, Banten saat mensyarahi basmalah (dengan menyebut nama Allah), beliau memerinci bahwa kata yang menunjukkan arti nama (الاسم) itu ada sembilan macam, meninjau dari makna dari nama tersebut. Perinciannya sebagaimana berikut:

Pertama, Kata Zat

Kata yang menunjukkan zat seseorang, itu tergolong nama. Hal ini sebagaimana yang biasa kita gunakan dalam keseharian; setiap kata yang berfungsi untuk memanggil seseorang atau benda lainnya itu tergolong nama.

Nah, istilah nama tersebut merupakan kategori pertama dari sembilan kategori nama. Contoh, seperti kata Zaid untuk seseorang. Zaid merupakan nama dari orang tersebut, serta memang menunjukkan kepada hakikat dari zat orang tersebut.

Kedua, Bagian Zat

Tergolong dari nama, ialah kata yang menunjukkan satu bagian dari sekian banyak bagian dari sebuah zat. Semisal, kata fisik ditujukan kepada manusia. Manusia sendiri di antara ciri-cirinya adalah berfisik. Maka fisik merupakan nama dari manusia. Namun, hal ini merupakan nama dengan kategori yang kedua.

Ketiga, Sifat Hakiki

Termasuk dari nama ialah setiap kata yang menunjukkan sifat hakiki (sifat yang memang memiliki entitas tersendiri yang melekat kepada zat, bukan salbi atau pula idhafi). Contoh: hitam, putih, panas, dan dingin. Semua itu merupakan sifat yang memang maujud. Sehingga kata hitam, putih, panas, dan dingin tergolong nama pada kategori ketiga.

Keempat, Sifat Idhafi

Sifat Idhafi adalah sifat yang membutuhkan sandaran kepada hal lain. Seperti, kata pemilik. Kata ini membutuhkan “sandaran” kepada hal lain, yakni: sesuatu yang dimiliki. Oleh karenanya, kata pemilik juga tergolong nama dengan kategori menunjukkan sifat idhafi. Contoh serupa juga termasuk: maklum, mafhum, madzkur, dan mamluk.

Kelima, Sifat Salbi

Sifat salbi adalah sifat yang berfungsi untuk memfilter sesuatu yang tidak layak/sebaliknya sifat tersebut. Seperti contoh, buta. Kata buta tergolong nama dari sifat salbi. Dengan arti menafikan sifat kebalikannya: melihat. Kata buta, berarti tidak melihat. Oleh karenanya, buta juga tergolong cakupan dari sebuah nama di kategori ketujuh.

Keenam, Sifat Hakiki dan Sifat Idhafi Sekaligus

Ada pula nama yang mencakup sifat salbi hakiki dan idhafi sekaligus. Semisal, kata dzat yang berilmu atau dzat yang mampu. Dalam kata tersebut, terkandung sifat hakiki berupa sifat ilmu dan kemampuan. Namun, tentunya sifat hakiki yang terkandung di dalamnya membutuhkan sandaran berupa sesuatu yang diketahui dan sesuatu yang ia mampu. Dengan begitu, kata ‘aliman atau qadiran tergolong nama yang mencakup sifat hakiki dan idhafi sekaligus.

Ketujuh, Sifat Hakiki dan Sifat Salbi Sekaligus

Cakupan nama pada kategori ketujuh ialah: sebuah nama yang mengandung makna sifat hakiki dan salbi sekaligus. Contohnya sama seperti contoh yang keenam, hanya saja memiliki sudut pandang yang berbeda. Contohnya adalah kata kata dzat yang berilmu. Dengan arti dzat yang berilmu memiliki sifat hakiki berupa ilmu. Juga, jika kita artikan berilmu berarti tidak bodoh, itu sudah tergolong sifat salbi.

Begitu pula dengan kata dzat yang mampu, kata tersebut mencakup sifat hakiki berupa kemampuan sekaligus mencakup sifat salbi berupa tidak lemah. Dengan begitu, kata ‘aliman atau qadiran tergolong nama yang mencakup sifat hakiki dan salbi sekaligus.

Kedelapan, Sifat Idhafi kepada Sifat Salbiyah

Nama juga ada yang mengandung makna sifat idhafi/disandarkan kepada sifat salbiyah. Contohnya seperti asma Allah al-awwal. Nama ini memiliki arti: mendahului dari selain-Nya (berarti sifat idhafi). Juga mengandung makna, selain-Nya tidak mendahului (berarti salbiyah).

Kesembilan, Keseluruhan Sifat (Hakiki, Idhafi, dan Salbi)

Ada juga nama yang mengandung makna keseluruhan sifat, mulai dari hakiki, idhafi hingga salbi. Contohnya adalah kata tuhan. Kata tuhan sendiri menunjukkan sifat hakiki ketuhanan, sekaligus menunjukkan sifat salbi yang menafikan segala sifat yang tidak layak kepada tuhan, dan pula menunjukkan sifat idhafi, yakni tuhan kuasa menciptakan sesuatu.

Referensi:

أقسام الاسم تسعة: أوّلها: الاسم الواقع على الشيء بحسب ذاته كسائر الأعلام؛ نحو زيد فإنه ذات الشيء وحقيقته. ثانيها: الواقع على الشيء بحسب جزء من أجزاء ذاته كالجوهر للجدار والجسم له. ثالثها: الواقع على الشيء بحسب صفة حقيقية قائمة بذاته كالأسود والأبيض والحار والبارد. رابعها: الواقع على الشيء بحسب صفة إضافية فقط كالمعلوم والمفهوم، والمذكور والمالك والمملوك. خامسها: الواقع على الشيء بحسب صفة سلبية: كأعمى وفقير وسليم عن الآفات. سادسها: الواقع على الشيء بحسب صفة حقيقية مع صفة إضافية: كعالم وقادر بناء على أن العلم والقدرة صفة حقيقية لها إضافة للمعلومات والمقدورات. سابعها: الواقع على الشيء بحسب صفة حقيقية مع صفة سلبية: كقادر لا يعجز، وعالم لا يجهل، وكواجب الوجود. ثامنها: الواقع على الشيء بحسب صفة إضافية على صفة سلبية كلفظة أوّل، فإنه عبارة عن كونه سابقاً غيره، وهو صفة إضافية، وأنه لا يسبقه غيره، وهو صفة سلبية، وكالقيوم فإن معناه كونه قائماً بنفسه: أي لا يحتاج إلى غيره وهو سلب، ومقوّماً لغيره وهو إضافة. تاسعها: الواقع على الشيء بحسب مجموع صفة حقيقية وإضافية وسلبية كالإله فإنه يدل على كونه موجوداً أزلياً واجب الوجود لذاته، وعلى الصفات السلبية الدالة على التنزيه، وعلى الصفات الإضافية الدالة على الإيجاد والتكوين،
[نهاية الزين شرح قرة العين 1/ 2]

Berita Terkait

AGAMA & SAINS: Kritik Seputar Istilah Ilmiah
Hubungan Syariat, Tarekat, dan Hakikat
Bukti Manusia Lebih Mulia dari pada Malaikat
Hukum Alam dalam Islam
Aswaja, Salafi dan Wahabi
Apa Itu Kalamullah? – Memahami al-Quran yang Bukan Makhluk
Nur Muhammad Qadim dalam Al-Barzanji?
Akurat! Nazam Aqidatul Awam Latin dan Arab
Berita ini 142 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 8 Juli 2024 - 20:08 WIB

Dalil Rukyat Hilal Tiap Bulan

Jumat, 19 Januari 2024 - 22:28 WIB

Hubungan Syariat, Tarekat, dan Hakikat

Kamis, 7 September 2023 - 19:02 WIB

Hukum Menyentuh Anjing dalam Keadaan Kering

Kamis, 7 September 2023 - 05:48 WIB

Bagaimana Cara Salat Makmum yang Tertinggal Bacaan Al-Fatihahnya Imam?

Minggu, 30 April 2023 - 05:16 WIB

5 Kriteria Syarat Wajib Berpuasa Ramadan

Senin, 13 Februari 2023 - 16:38 WIB

Hukum Posting Foto Korban Bencana

Senin, 13 Februari 2023 - 03:03 WIB

Vaksin dalam Perspektif Islam

Minggu, 4 Desember 2022 - 05:12 WIB

Tradisi Maulid di Pasuruan, Jawa Timur

Berita Terbaru

al-Quran

Belajar al-Quran dengan Buku Iqro (Jilid 1-6)

Minggu, 20 Okt 2024 - 23:48 WIB

al-Quran

13+ Syarah Tuhfatul Athfal PDF

Minggu, 20 Okt 2024 - 02:43 WIB

Info

Membeli Ihya Darul Minhaj; Apakah Worth It?

Rabu, 9 Okt 2024 - 05:43 WIB

Akidah

AGAMA & SAINS: Kritik Seputar Istilah Ilmiah

Senin, 9 Sep 2024 - 17:00 WIB

Fikih

Dalil Rukyat Hilal Tiap Bulan

Senin, 8 Jul 2024 - 20:08 WIB