Suatu ketika Nabi Musa meminta kepada Allah ﷻ untuk memperlihatkan Nabi Adam kepadanya.
يَا رَبِّ أَرِنَا آدَمَ الَّذِي أَخْرَجَنَا وَنَفْسَهُ مِنَ الْجَنَّةِ
“Wahai Tuhanku, tolong perlihatkan kepadaku Nabi Adam yang telah mengeluarkanku dan dirinya sendiri dari surga,” pinta Nabi Musa. Allah ﷻ pun mengijabahnya dengan mempertemukan Nabi Musa dengan Nabi Adam.
Nabi Musa pun melihat sosok yang bersahaja di hadapannya. Segera ia bertanya:
أَنْتَ آدَمُ؟
“Apakah engkau Adam?” Tanya Nabi Musa membuka percakapan. Nabi Adam pun membenarkan.
أَنْت الذى نفخ اللَّهُ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ، وَأَسْجَدَ لَكَ مَلَائِكَتَهُ، وَعَلَّمَكَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا؟
“Engkaukah itu yang Allah ﷻ tiupkan ruh-Nya untukmu, malaikat bersujud kepadamu, serta Allah mengajarimu tentang nama-nama secara keseluruhan?” Nabi Musa memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada Nabi Adam. Nabi Adam pun membenarkan semuanya. Tibalah Nabi Musa menanyakan pertanyaan inti pada pertemuan singkat ini:
فَمَا حَمَلَكَ عَلَى أَنْ أَخْرَجْتَنَا وَنَفْسَكَ مِنَ الْجَنَّةِ؟
“Lantas, apa yang mendorongmu untuk mengeluarkan kami dan dirimu sendiri dari surga?”
Mendengar pertanyaan tersebut, Nabi Adam balik bertanya kepada Nabi Musa?
مَنْ أَنْتَ؟
“Siapakah engakau?”
Dengan tegas, Nabi Musa menjawab.
أَنَا مُوسَى
“Saya Musa”
أَنْت مُوسَى نبي بَنِي إِسْرَائِيلَ؟ أَنْتَ الَّذِي كَلَّمَكَ اللَّهُ مِنْ وَرَاء الْحجاب، فَلَمْ يَجْعَلْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ رَسُولًا مِنْ خَلْقِهِ؟
“Engkaukah Musa, Nabi Bani Israil? Engkaukah yang diajak bicara Allah dari balik hijab, sehingga tidak ada seorang rasul pun dari makhluk-Nya di antara engkau dan Dia?” Mendengar pertanyaan tersebut, Nabi Musa membenarkan.
Lalu, Nabi Adam menyodorkan sebuah pertanyaan lagi:
تَلُومُنِي عَلَى أَمْرٍ قَدْ سبق من الله عزوجل الْقَضَاءُ بِهِ قَبْلُ؟
“Apakah engkau menyalahkan saya atas suatu perkara yang sudah Allah ﷻ tetapkan?”
Tentang cerita tersebut, Baginda Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى، فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى
“Nabi Musa benar-benar telah menang hujah atas Nabi Adam.”
Kisah ini dilansir dari Qashashul-Anbiya’ Imam Ibnu Katsir halaman 45