Dari tadi Kakak nerangkan tentang Qudrah dan Iradah, tapi belum ngasih buktinya. Jelaskan donk, Kak! Sekalian dengan sifat Ilmu dan Hayah!
***
Proses penciptaan sesuatu melalui sifat qudrah. Dan, qudrah (kuasa) sendiri membutuhkan iradah (kehendak). Begitupun iradah membutuhkan ilmu (pengetahuan). Yang pastinya, ketiga sifat tersebut membutuhkan sifat hayah (hidup).[1]
Mana mungkin ada kekuasaan tanpa kehendak. Begitupula mustahil kehendak tanpa adanya ilmu. Dan, yang terpenting pemilik tiga sifat itu harus hidup.
Dari itulah, Allah SWT menciptakan makhluk. Satu saja dari keempat sifat itu gak ada, mana mungkin ada barang ciptaan. Padahal proses penciptaan membutuhkan semuanya?[2]
Termasuk, Allahlah yang berkuasa menurunkan hujan dan menyuburkan tanaman sebab allah bersifat qudrah. Inilah rahasia dari makna qudrah.
Juga, keempat sifat tersebut pastinya qidam. Jika tidak, maka berarti hadîts. Pastinya,setiap perkara baru membutuhkan pencipta. Sedangkan proses penciptaan itu sendiri membutuhkan keempat sifat itu.
Lantas, bila keempat sifat itu membutuhkan pencipta, maka berarti ada empat sifat tersebut yang lain. Begitupun seterusnya hingga tak berujung, alias tasalsul.[3] Juga, keempat sifat ini bisa dipastikan berlaku kepada segenap perkara mungkin. Andai berlaku kepada sebagian saja, maka sebagian lainnya—yang jelas baru/membutuhkan pada pencipta—tercipta dengan keempat sifat mu’atsir yang lain, yang sudah jelas—di bab wahdâniyah—kemustahilan adanya dua sifat tersebut.[4]Lagian, jika Allah SWT masih membutuhkan pencipta lain (mukhshshish), maka berarti Allah SWT baru. Dan, ini sangat mustahil![5]
[1]Ummul-Barâhîn, hal. 167
[2]Ummul-Barâhîn, hal. 168
[3]Ummul-Barâhîn, hal. 168
[4]Ummul-Barâhîn, hal. 168
[5]Ummul-Barâhîn, hal. 168