“Aku belum pernah melihat seorang pun dalam hidupku yang menyerahkan urusannya kepada Allah SWT seperti Syaikh Ahmad Yasin” (Dr.Abdul Azis Ar-Rantisi)
Dialah Syaikh Ahmad Yasin Ismail. Lahir di Jurah Asqelan, desa yang terletak di pinggir kota Majdal, sebelah selatan kota Gaza, pada tahun 1938. Ia menjalani kehidupan dengan susah payah, sulit, tanpa bimbingan dan kasih sayang orang tua. Kedua orang tuanya meninggal dunia ketika dirinya berusia 5 tahun.
Ahmad Yasin kecil terpaksa mengungsi ke jalur Gaza karena serangan dari bangsa Zionis,pada tahun 1948. Ketika itu, usianya baru menginjak 10 tahun. Di sana, Ahmad Yasin dan saudara-saudaranya menggantungkan kehidupan di bawah tentara Gaza dan relawan Mesir yang bertugas.
Ketika berusia 14 tahun, dia mengalami kecelakaan saat berolahraga bersama rekan- rekannya. Kecelakaan tersebut mengakibatkan tulang belakangnya retak, sehingga ia menderita kelumpuhan total, semenjak itu ia harus memakai kursi roda. Selain lumpuh total yang menjadikannya harus hidup di atas di kursi roda, Ahmad Yasin juga mengindap berbagai penyakit, di antaranya adalah kehilangan pandangan mata kanannya, setelah ia menjadi korban pemukulan dan penyiksaan sadis oleh agen intelejen zionis. Pemukulan itu dilakukan Zionis ketika mereka mengintrogasi Ahmad Yasin selama berada di penjara, mata sebelah kirinya pun tidak mampu memandang dengan normal. Selain itu, ia juga menderita radang telinga,mengalami gangguan sensitif pada paru-paru,peradangan pada usus dan berbagai penyakit kronis lainnya.
Meskipun menderita kelumpuhan total dan mengindap berbagai penyakit kronis,tekad Syaikh untuk berjuang tidak pernah padam,ia meninggalkan bangku sekolah selama tahun, yaitu tahun 1949-1950 sebagai tulang punggung bagi saudara-saudaranya, dengan bekerja di salah satu restoran yang menyediakan makanan-makanan khas Palestina di jalur Gaza.
Syaikh Ahmad Yasin merupakan salah satu da’i dari sekian banyak da’i yang populer pada masa penjajahan di jalur Gaza. Selain karena kemampuannya yang mahir dalam menyampaikan materi dakwah dan disertai dengan bukti-bukti konkrit,beliau merupakan orang yang berani dalam menyuarakan kebenaran.
Beberapa Aktifitas Politiknya
Syaikh yang juga seorang pejuang ini banyak mencetuskan ide-ide dan berbagai pemikirannya di kelompok Ikhwanul Muslimin(Persaudaraan Kaum Muslimin),organisasi yang di dirikan di Mesir pada tahun 1928.Kelompok ini menyerukan pada para pengikutnya untuk memahami ajaran islam secara benar dan menerapkan prinsip-prinsip islam dalam berbagai lini kehidupan secara komprehensif,sebagaimana yang telah di ajarkan literatur Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Syaikh Ahmad Yasin juga pernah mengikuti bebagai macam demonstari yang pecah di jalur Gaza dan menjadi salah satu pelopor untuk memprotes penyerangan segitiga yang berorientasi mengeluarkan tentara Mesir dari wilayah Palestina.Disana ia memperlihatkan kemampuan orasinya dan memobilisasi massa secara nyata.Dia dan rekan-rekan seperjuangannya menyuarakan penolakan bahwa Gaza tidak perlu di awasi secara Internasional karena Gaza bukan pangkalan teroris,dan juga menjelaskan betapa pentingnya keberadaan tentara Mesir untuk kembali ke wilayah tersebut.
Bakat sang Syaikh yang mahir dalam berdakwah,mampu mengangkat popularitasnya di antara da’i-da’i lain, hal ini menarik perhatian para intelejen Zionis yang bertugas di sana, sehingga mereka pun menangkap Syaikh Yasin. Penangkapan Syaikh Yasin ini terjadi ketika penangkapan besar-besaran anggota Ikhwanul Muslimin. Ia harus mendekam seorang diri di tahanan selama satu bulan dan akhirnya di lepaskan, setelah melalui beberapa investigasi yang menunjukkan tidak adanya hubungan keorganisasian antara dirinya dan kelompok tersebut.
Pembentukan Pergerakan Hamas
Pada tahun 1987,Syaikh Ahmad Yasin bersama beberapa aktifis muslim yang lain mendirikan Harakatul Muqawamatil Islamiyah atau Gerakan Perlawanan Islam yang populer dengan sebutan Hamas.Dampak dari kinerjanya tersebut tentara agresor Zionis menyerbu kediaman Syaikh Yasin pada akhir bulan Agustus 1988.Para tentara Zionis melakukan penggeledahan,pemeriksaan dan mengancam akan melemparkan dengan kursi rodanya ke luar perbatasan,serta mengasingkannya ke Lebanon.
Syaikh Ahmad Yasin dan ratusan anggota Hamas lainnya, kerap melakukan perlawanan dengan senjata api terhadap para personel tentara penjajah dan warganya, mereka juga membunuh para pegawai hingga 3 tahun, setelah melakukan penyerangan tersebut pengadilan militer Zionis menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup. Pasalnya, beliau melancarkan sembilan aksi perlawanan yang di antaranya adalah provokasi untuk melakukan penculikan dan pembunuhan tentara zionis serta membentuk kelompok perlawanan yang dikenal dengan nama hamas dengan kedua personilnya, yaitu sayap militer dan dinas keamanan. pemerintah Zionis selalu berusaha memprovokasi negara-negara di seluruh dunia untuk menjadikan pergerakan Hamas sebagai gerakan teroris dan menahan berbagai bantuan untuk mereka, provokasi busuk ini mendapat tanggapan positif dari Uni Eropa dan di bantu oleh pemerintah Amerika. Sang penjajah menggolongkan gerakan Hamas dan semua organisasi yang membantunya sebagai organisasi teroris yang harus di musnahkan.
Usaha Pembunuhan
Pada tanggal 6 September 2003, tentara Israel berusaha membunuh Syaikh Yasin dengan menerbangkan pesawat-pesawat tempur jenis F 16 milik Israel,serta menjatuhkan bom tersebut seberat seperempat tondi jalur Gaza.Pada saat itu, Syaikh Ahmad Yasin beserta pendampingnya, Ismail Haniya, sedang berada di apartemen yang menjadi sasaran serangan tersebut. Akan tetapi, Syaikh Yasin hanya menderita luka ringan.
Berbicara seputar apartemen saya teringat akan situs jual apartemen. Di sana Anda bisa beli apartemen dengan mudah dan simpel. Anda juga bisa memfilter harga sesuai budget yang Anda miliki. Penasaran? Bisa cek langsung di websitnya, ya!
Wafatnya Syaikh
Syaikh Ahmad Yasin mati syahid dalam usia 65 tahun akibat tiga rudal yang dilepaskan helikopter Israel. Kejadian ini terjadi saat beliau keluar dari masjid Al-Mujammaul Islami yang berada di daerah Shabra, jalur Gaza, seusai menunaikan salat subuh pada tanggal 22Maret 2004.Operasi militer ini di pimpin oleh perdana menteri Israel,Ariel Sharon, inilah yang mengakhiri hidup Syaikh Yasin di atas kursi rodanya.
Ketika itu,beliau sedang menuju mobilnya dengan di bantu oleh beberapa orang pembantu beliau. Dalam operasi tersebut, Syaikh Yasin gugur sebagai syahid, dua putra beliau mengalami luka-luka, serta tujuh penjaga keamanan tewas. Semoga ALLAH mengampuni dosa-dosanya dan menerima segala amal perbuatannya.
*) Dilansir dari berbagai sumber.