Mustaqim.NET – Kali ini saya akan membagikan doa setelah salat fajar, sebagaimana tuntunan baginda Nabi Muhammad ﷺ. Doa ini saya dapatkan dalam kitab Bidayatul-Hidayah adikarya al-Imam al-Ghazali. Tidak lupa kami menyertakan terjemahannya, agar pararabu sekalian yang kurang bisa mengerti bahasa Arab, bisa juga meresapi maknanya. Karena yang terpenting dalam doa adalah bukan soal bahasa, melainkan permohonan kepada Allah ﷻ.
Dalam sebuah riwayat Sayyidina Ibnu ‘Abbas, baginda Nabi Muhammad ﷺ membaca doa ini setelah salat dua rakaat fajar. Namun, dalam riwayat lain tersebutlah bahwa beliau memanjatkan doa ini setelah salat malam pada malam Jumat. Dengan begitu, doa ini adalah doa setelah salat fajar, sekaligus doa pada malam Jumat.
Doa Bahasa Arab dan Terjemahnya
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك رَحْمَةً مِنْ عِنْدِك، تَهْدِي بِهَا قَلْبِي، وَتَجْمَعُ بِهَا شَمْلِي، وَتَلُمُّ بِهَا شَعْثِي، وَتَرُدُّ بِهَا أُلْفَتِي وَتُصْلِحُ بِهَا دِينِي وَتَحْفَظُ بِهَا غَائِبِي، وَتَرْفَعُ بِهَا شَاهِدِي، وَتُزَكِّي بِهَا عَمَلِي، وَتُبَيِّضُ بِهَا وَجْهِي، وَتُلْهِمُنِي بِهَا رُشْدِي، وَتَقْضِي لِي بِهَا حَاجَتِي، وَتَعْصِمُنِي بِهَا مِنْ كُلِّ سُوءٍ،
“Ya Allah, saya memohon rahmat dari-Mu. (Rahmat) yang menunjukkan hatiku, mengumpulkan urusanku yang tercerai-berai, menyatukan kembali urusanku yang berserakan, mengembalikan rasa cintaku, memperbaiki agamaku, menjaga keadaan gaibku, mengangkat derajat keadaan zahirku, menyucikan amalku, memutihkan wajahku (pada hari kiamat), mengilhami kebenaranku, memenuhi hajatku, dan menjagaku dari segala keburukan.”
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك إيمَانًا خَالِصًا دَائِمًا يُبَاشِرُ قَلْبِي، وَيَقِينًا صَادِقًا، حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَنِي إلَّا مَا كَتَبْتُه عَلَيَّ، وَرَضِّنِي بِمَا قَسَمْتَهُ لِي،
“Ya Allah, aku memohon iman murni dan abadi di hatiku. (Aku memohon) pula keyakinan yang benar, hingga aku menyadari bahwa tidak akan terjadi kepadaku, selain yang telah Engkau tetapkan kepadaku. Buatlah (hatiku) rida kepada bagianku dari-Mu.”
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك إيمَانًا صَادِقًا، وَيَقِينًا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ؛ وَأَسْأَلُك رَحْمَةً أَنَالُ بِهَا شَرَفَ كَرَامَتِك فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ؛
“Ya Allah, aku memohon iman yang benar, keyakinan tanpa kekufuran setelahnya. Aku memohon rahmat yang mengantarkanku mendapatkan kemuliaan karamah-Mu di dunia dan akhirat.”
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك الْفَوْزَ عِنْدَ اللِّقَاءِ وَالصَّبْرَ عِنْدَ الْقَضَاءِ، وَمَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَعَيْشَ السُّعَدَاءِ وَالنَّصْرَ عَلَى الْأَعْدَاءِ، وَمُرَافَقَةَ الْأَنْبِيَاءِ؛
“Ya Allah, aku memohon keberuntungan saat berjumpa dengan-Mu, sabar atas ketetapan-Mu. (Ya Allah saya memohon) derajat para syuhada, kehidupan orang-orang yang bahagia, pertolongan melawan musuh, dan bersua dengan para nabi.”
اللَّهُمَّ إنِّي أُنْزِلُ بِك حَاجَتِي، وَإِنْ ضَعُفَ رَأْيِي وَقَصَّرَ عَمَلِيْ، وَافْتَقَرْتُ إلَى رَحْمَتِكَ فَأَسْأَلُك يَا قَاضِيَ الْأُمُورِ وَيَاشَافِي الصُّدُورَ، كَمَا تُجِيرُ بَيْنَ الْبُحُورِ أَنْ تُجِيرَنِي مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ، وَمِنْ دَعْوَةِ الثُّبُورِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْقُبُورِ؛
“Ya Allah, penuhi hajatku, meski pun pikiranku lemah, dan amal (ibadahku) kurang, aku sangat membutuhkan terhadap rahmat-Mu. Aku memohon kepada-Mu, wahai Zat yang Maha Memenuhi Segala Hajat, wahai Zat Penyembuh Hati, sebagaimana Engkau memisahkan dua lautan, pisahlah kami dari siksa neraka, seruan celaka, dan dari fitnah kubur.”
اللَّهُمَّ مَا قَصَّرَ عَنْهُ رَأْيِي، وَضَعُفَ عَنْهُ عَمَلِي، وَلَمْ تَبْلُغْهُ نِيَّتِي وَأُمْنِيَتِي، مِنْ خَيْرٍ وَعَدْته أَحَدًا مِنْ عِبَادِك أَوْ خَيْرٍ أَنْتَ مُعْطِيهِ أَحَدًا مِنْ خَلْقِك فَإِنِّي أَرْغَبُ إلَيْك فِيهِ، وَأَسْأَلُك إيَّاهُ يَارَبَّ الْعَالَمِينَ؛
“Ya Allah, segala sesuatu tidak mampu saya pikirkan, tidak mampu saya kerjakan, serta tidak sampai niat dan harapan, dari segala kebaikan yang Engkau janjikan kepada seorang hamba-Mu, kebaikan yang engkau berikan kepada seorang makhluk-Mu, aku sangat menginginkannya, dan memohon kepada-Mu, wahai Tuhan Semesta Alam.”
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا هَادِينَ مُهْتَدِينَ، غَيْرَ ضَالِّينَ وَلَا مُضِلِّينَ؛ حَرْبًا لِأَعْدَائِك سِلْمًا لِأَوْلِيَائِك نُحِبُّ بِحُبِّكَ النَّاسَ، وَنُعَادِي بِعَدَاوَتِكَ مَنْ خَالَفَكَ مِنْ خَلْقِكَ؛
“Ya Allah, golongkan kami sebagai orang yang mencerahkan dan yang tercerahkan. Bukan orang yang menyesatkan dan yang tersesat; sebagai orang yang memusuhi musuh-musuh-Mu, dan berdamai degan para wali-Mu. Mencintai seseorang, karena kecintaan pada-Mu, dan memusuhi makhluk-Mu yang menentang-Mu.”
اللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ وَعَلَيْكَ الْإِجَابَةُ وَهَذَا الْجُهْدُ وَعَلَيْك التُّكْلَانُ، وَإِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إلَيْهِ رَاجِعُونَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ؛ اللَّهُمَّ ذَا الْحَبْلِ الشَّدِيدِ، وَالْأَمْرِ الرَّشِيدِ، أَسْأَلُك الْأَمْنَ يَوْمَ الْوَعِيدِ، وَالْجَنَّةَ يَوْمَ الْخُلُودِ مَعَ الْمُقَرَّبِينَ الشُّهُودِ، وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ، الْمُوفِينَ لَك بِالْعُهُودِ؛ إنَّك رَحِيمٌ وَدُودٌ وَإِنَّك تَفْعَلُ مَا تُرِيْدُ سُبْحَانَ مَنْ تَعَطَّفَ بِالْعِزِّ وَقَالَ بِهِ، سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْمَجْدَ وَتَكَرَّمَ بِهِ، سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إلَّا لَهُ، سُبْحَانَ ذِي الْفَضْلِ وَالنِّعَمِ، سُبْحَانَ ذِي الْجُودِ وَالْكَرَمِ، سُبْحَانَ الَّذِي أَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ بِعِلْمِهِ؛
“Ya Allah, ini doa kami, sedangkan Engkau yang berhak mengijabah. Sebatas ini kemampuan kami, dan kepadamu kami bersandar. Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya kami kembali. Tiada daya dan kekuatan melainkan pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Agung.
Ya Allah, sang pemilik tali yang kuat (al-Quran) dan ajaran yang benar, aku memohon keselamatan pada hari ancaman, kami memohon surga pada hari keabadian. Bersua bersama dengan orang-orang yang dekat dengan Allah, yang memandang Allah, orang-orang yang ahli rukuk-sujud, yang senantiasa menepati janjinya kepada-Mu.
Sesungguhnya engkau Zat Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Engkau melakukan apa pun yang Engkau kehendaki.
Mahasuci zat yang memiliki segenap kekuatan dan mengalahkan semua yang kuat. Mahasuci zat yang menyandang keluhuran, dan menganugerahi dengannya (kepada hamba-Nya). Mahasuci zat yang tak layak disucikan selain kepada-Nya. Mahasuci zat pemilik anugerah dan kenikmatan. Mahasuci Zat yang Mahadermawan dan Pemurah. Mahasuci zat yang mengetahui hitungan segala sesuatu.”
اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِي نُورًا فِي قَلْبِي، وَنُورًا فِي قَبْرِي، وَنُورًا فِي سَمْعِي وَنُورًا فِي بَصَرِي وَنُورًا فِي شَعْرِي، وَنُورًا فِي بَشَرِي، وَنُورًا فِي لَحْمِي، وَنُورًا فِي دَمِي، وَنُورًا فِي عِظَامِي، وَنُورًا مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَنُورًا مِنْ خَلْفِي وَنُورًا مِنْ يَمِينٍ وَنُورًا عَنْ شِمَالِي وَنُورًا مِنْ فَوْقٍ وَنُورًا مِنْ تَحْتِي؛ اللَّهُمَّ زِدْنِي نُورًا، وَأَعْطِنِي نُورًا أَعْظَمَ نُورٍ، وَاجْعَلْ لِي نُورًا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
“Ya Allah, ciptakanlah cahaya dalam hatiku, cahaya dalam kuburku, cahaya di pendengaranku, cahaya di pengelihatanku, cahaya di rambutku, cahaya di kulitku, cahaya di dagingku, cahaya di darahku, cahaya di tulangku, cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di kananku, cahaya di kiriku, cahaya di atasku, dan cahaya di bawahku. Ya Allah, tambahlah cahaya kepadaku, berikan aku cahaya yang paling agung, jadikanlah kepadaku cahaya dengan rahmatmu, wahai Zat Yang Maha Penyayang dari para penyayang.”