Mustaqim.NET – Kali ini, kita akan membahas perihal na’at-man’ut. Perlu diketahui sebelumnya, bahwa na’at tergolong satu dari keempat tawabi’; na’at, ‘athaf, taukid dan badal. Pengertian dari na’at sendiri adalah, kata sifat yang menjadi penyempurna man’ut (yang disifati) dan bermakna se (Madura) atau kang (Jawa).
Adapun ciri-cirinya sendiri, ada 4 macam:
- Berupa isim sifat, termasuk isim fa’il dan maf’ul.
- Isim nasab
- Isim tafdil
- Isim isyarah yang setelah isim makrifat
Penjelasan lengkapnya, bisa Anda simak dalam audio di atas.
Pembagian Na’at
Na’at terbagi menjadi dua bagian: hakiki dan sababi.
Na’at Hakiki
Na’at Hakiki adalah na’at yang merafa’kan isim dhamir yang kembali kepada man’ut. Na’at hakiki harus cocok dengan man’utnya dalam 4 hal:
- I’rab
- Mufrad, tastniyah, dan jama’
- Mudzakkar-muannats
- Makrifat-nakirah
Contoh na’at hakiki
- إعلم أن الحكم العقلي
- أي تأخذ ذاته العلية
Na’at Sababi
Na’at Sababi adalah na’at yang merofa’kan isim dzahir yang sembung dengan dhamirnya man’ut.
Na’at sababi harus cocok dengan man’utnya dalam 2 hal:
- I’rab
- Makrifat-nakirah
Setiap isim sifat ketika menjadi naat apabila dimudhafkan maka tergolong na’at sababi. Dengan alasan, ia tidak merofa’kan isim dhamir.