Mustaqim.NET – Kali ini admin akan mereview kitab yang selama ini #pararabu tunggu-tunggu. Kitab apa lagi kalau bukan at-Tanbihat al-Wajibat liman Yasna’u al-Maulid bi al-Munkarat, adikarya Mbah Hasyim Asy’ari. Dari judulnya, kita sudah bisa mengetahui bahwa kitab ini mengkritisi terkait perayaan maulid yang berisi kemungkaran.
Bagi kaum nahdliyin, kitab ini terbilang sangat penting. Selain karena pengarangnya memang muassis Nahdlatul Ulama, kitab ini menjadi bahan perenungan dan introspeksi. Diakui atau tidak, kaum nahdliyinlah yang memang paling semangat merayakan maulid. Hal itu sangat memerlukan “buku panduan” agar perayaannya tidak melampaui batas-batas terlarang menurut syariat Islam.
Pertanyaannya: apakah ada maulid yang mungkar? Sejatinya bukan maulidnya yang mungkar, tetapi orang yang mengadakan perayaan kemungkaran berkedok maulid Nabi Muhammad. Jadi, letak pengingkarannya adalah komponen di dalam maulid nabi. Bukan perayaan maulid Nabi Muhammad.
Dalam at-tanbih ast-tsalits Mbah Hasyim mengutip pandangan Syekh Tajuddin Umar bin ‘Ali al-Lakhami dalam kitabnya al-Maurid fil-Kalami ‘alal-Maulid. Dalam kitab tersebut beliau membagi maulid menjadi dua. Jenis maulid yang kedua inilah yang ulama haramkan. Karena terdapat kemungkaran di dalamnya. Dari pernyataan tersebut al-Imam as-Suyuthi menjelaskan:
قوله و الثاني الى اخره هو كلام صحيح في نفسه غير ان التحريم فيه إنما جاء من قبل هذه الاشياء المحرمات التي ضمت اليه لا من حيث الإجتماع لإظهار شعار المولد
“Pendapat Syekh Tajuddin, ‘wats-tsani ila akhirihi’, itu memang pendapat yang sejatinya benar. Hanya saja, pengharaman tersebut meninjau dari perbuatan haram yang ada dalam rangkaian maulid. Bukan dari sisi mengadakan perkumpulan untuk menampakkan syiar maulid.”
Kemungkaran yang kerap terjadi dalam maulid ialah antara lain
- Ikhtilath (bercampur) antar lawan jenis
- Memakai alat musik yang haram
Dari sana ulama mengatakan:
إذا علمت ذلك فاعلم أن عمل المولد اذا ادى الى معصية راجحة مثل المنكرات وجب تركه وحرم فعله
“Apabila kamu mengetahui hal tersebut, ketahuilah bahwa menyelenggarakan maulid bila mana cenderung dominan maksiat, wajib meninggalkannya dan haram mengerjakannya.”
Ringkasan Kitab at-Tanbihat al-Wajibat
Peringatan Pertama
Maulid yang dianjurkan adalah:
اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرأن ورواية الاخبار الواردة في مبدإ أمر النبي صلى الله عليه وسلم وما وقع في حمله ومولده من الإرهاصات وما بعده من سيره المباركات ثم يوضع له طعام يأكلونه وينصرفون وإن زادوا على ذلك ضرب الدفوف مع مراعة الأدب فلا بأس بذلك
“Perkumpulan manusia serta membaca al-Quran dan hadis tentang sirah awal nabi, serta yang terjadi ketika dalam kandungan dan setelah kelahiran. Termasuk pula beberapa keajaiban menjelang kenabian. Serta setelahnya dari sejarahnya yang terberkati. Kemudian menaruh makanan. Para hadirin makan, lalu pergi. Paling full, meski pun nambah ialah menabuh rebana dengan menjaga etika yang baik.”
Syekh Abu Syamah mengatakan: bidah terbaik pada zaman beliau ialah: perayaan yang ada di wilayah Arbil, Irak. Perayaan tersebut bertepatan dengan kelahiran Nabi Muhammad. Rangkaian dalam perayaan tersebut ialah: sedekah, kebaikan, menampakkan perhiasan, menampakkan kebahagiaan.
Sosok pertama kali mengadakan perayaan maulid besar-besaran ialah Syekh Umar bin Muhammad yang kemudian ditiru oleh raja Arbil, Irak.
Abu Lahab tiap malam Senin siksanya diringankan lantaran bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad dengan memerdekakan budaknya, yakni Tsuwaibah. Ibnu Jazari menjelaskan cerita tersebut sebagaimana berikut:
Ketika Abu Lahab yang kafir saja yang al-Quran sendiri mencelanya, menerima balasan kebaikan akan bahagianya kepada Nabi Muhammad, lantas bagaimana dengan orang Islam. (Tentunya lebih pasti akan mendapatkan balasan).
Ringkasan
Daftar kitab yang menjadi Rujukan Mbah Hasyim:
NO | PENULIS | KITAB |
1 | Syekh Syihabuddin Abu Muhammad Abdurrahman bin Isma’il (Abu Syamah) | al-Ba’its fi Inkaril-Bida’ wal-Hawadits |
2 | Syekh Yusuf bin Isma’il an-Nabhani | al-Awar al-Muhammadiyah |
3 | al-‘Allamah Ibnu Hajar al-Haitami | Tuhfatul-Muhtaj |
4 | Syekh Tajuddin Umar bin Ali al-Lakhami as-Sakandari (al-Fakihani) | al-Maurid fil-Kalami ‘alal-Maulid |
5 | Syekh Abu ‘Abdillah bin al-Haj al-Maliki | al-Madkhal |
6 | al-Qadi ‘Iyadh | asy-Syifa |