Oh iya, denger-denger Allah SWT itu selalu mendengarkan den melihat gerak-gerik kita, bahkan bisa berbicara. Mana buktinya, Kak?
***
Mukjizat para rasul (al-Quran dan hadis)—yang membuktikan kebenaran segala sabdanya—membenarkan perihal tiga sifat tersebut. Mengingat, dalam tiga sifat ini lebih kuat memakai dalil tersebut (naqli)dari pada akal-akalan (‘aqly)[1].
***
Berarti gak logis donk, Kak?
***
Ah, bukan itu yang kumaksud! Lebih kuat, bukan berarti tidak masuk akal. Nih, Kak Mir buktikan pake dua alasan logis yang membuktikan Allah SWT wajib memiliki tiga sifat tadi.
Pertama, andai Allah SWT tuli, buta dan bisu, maka berarti Allah SWT cacat. Pastinya, membutuhkan kepada sosok penyempurna yang lain.
Jika demikian, berarti Allah SWT baru dan membutuhkan pada yang lain. Dan, demi menghemat tinta, mungkin tidak perlu diulangi dalil perihal kemustahilannya.[2]
Kedua, andai
Allah SWT tuli, buta dan bisu, maka berarti Allah SWT—sebagai pencipta alam
semesta—lebih cacat dari ciptaannya. Mengingat, kebanyakan dari ciptaannya
selamat dari tiga kecacatan itu. Dan, di mana saja, mustahil makhluk itu lebih sempurna
dari pada penciptanya.[3]
[1]Ummul-Barâhîn, hal. 170
[2]Ummul-Barâhîn, hal. 170
[3]Ummul-Barâhîn, hal. 170