Mustaqim.NET – Banyak orang yang berkonsultasi kepada saya perihal apa sebenarnya efek samping rajah? Apakah rajah itu berbahaya, atau tidak?
Baik, saya tidak akan membahas perihal rajah yang diperbolehkan dalam Islam. Karena saya sudah membahas hal itu. Namun, pada artikel kali ini saya akan menceritakan pengalaman pribadi menulis tentang sisi bahaya dari rajah.
Rajah ibarat obat. Bermanfaat bagi yang membutuhkan, berbahaya bagi yang iseng. Tentu, cara pemakaiannya pun harus atas dasar anjuran dari yang ahli. Tidak boleh asal makek. Karena itulah, di pesantren urusan ijazah amalan sangat diperhatikan. Bahkan tidak segan melarang mengamalkan bacaan yang tidak mendapat ijazah.
Jika hal itu tidak diperhatikan, banyak sekali kasus sepengatahuan penulis, yang bisa dikatakan sebagai efek samping rajah. Khusus kali ini, saya hanya bercerita sepengalaman penulis. Tidak perlu referensi, lantaran penulis sendiri merupalan bukti sejarahnya. Apa saja itu? Oke, saya bagikan berikut ini:
1. Hilang Kesadaran; Seperti Gila dan Kejang-Kejang
Efek samping yang satu ini, menimpa langsung teman saya. Lebih spesifiknya, teman bilik sewaktu mondok. Dia, si teman saya itu, pasti setiap tanggal tertentu pada bulan Muharam, tidak sadarkan diri. Dia mengoceh, layaknya orang gila.
Waktu itu, saya masih tingkat MI. Dia sudah MTS. Waqila, dia sampai begitu, akibat efek samping rajah. Dia tidak kuat terhadap amalan yang ia baca.
Ada juga teman seperiode saya, yagn tiba-tiba berteriak histeris. Waqila, penyebabnya sama dengan yang pertama. Ia tidak kuat dengan amalan yang dibaca.
Karena itulah, saya mengalami trauma untuk tidak terlalu terobesesi dengan segala hal yang berbau mistik.
2. Tidak Bisa Mengendalikan Diri
Ini berbeda dengan cerita yang pertama. Ini mengenai teman saya yang terkena “sesuatu” dari seseorang. Ia sama-sekali tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia sudah seperti robot, yang di-remote oleh seseorang tadi.
Sebenarnya, ini memang bukan salahnya, melainkan kesalahan dan kebejatan orang yang “mengirim sesuatu” itu. Namun, walau bagaimana pun, andaikan teman saya tidak terobsesi sama-sekali dengan sesuatu yang mistik, saya kira tidak akan sampai begitu.
3. Resiko Kematian
Jika yang pertama tadi hanya sekadar akalnya saja yang hilang, tidak sampai melukai fisik, berbeda dengan cerita yang satu ini. Ini bukan sekadar hilang akal saja dan tidak bisa mengendalikan diri. Cerita yang satu ini ialah sesorang yang ditemukan menghilang, dan tiba-tiba beberapa hari setelahnya tinggal jasad yang mengerikan. Bagaimana tidak ngeri, kedua kelopak matanya menghilang.
Menurut salah-satu sember, ia memang doyan dengan hal yang mistik. Hingga ketiga tugas pun, ia masih berhubungan dengan hal mistik. Karenanya, waqila, ia dibunuh sama makhluk astral tersebut.
Alhasil, bagaimana pun, kita harus tetap waspada dan hati-hati. Lebih baik, kerahkan semua tenaga untuk sesuatu yang postif saja. Sekiranya menjadi insan yang inovatif dan inspiratif. Bukan malah bermain-main dengan makhluk supranatural.