Mustaqim.NET – Kali ini, kita akan bercerita mengenai kisah Nabi Musa dan Raja Fir’aun. Firaun adalah gelar bagi raja-raja mesir terdahulu. Menurut sejarah firaun di masa nabi musa adalah anak dari Raja Ramses ke-2 yang dalam satu pendapat bernama Miftah. Berkuasa sekitar tahun 1292 SM.
Dikisahkan dalam Alquran bahwa firaun adalah sosok sombong dan pembohong di muka bumi serta tidak mau taat kepada tuhan. Tidak sampai di situ saja, dia juga memperlakukan bani isroil sebagai budak dan pelayan serta memaksa mereka untuk menyembahnya bahkan firaun membunuh setiap bayi laki-laki dari kalangan bani israil.
Penyebab mengapa firaun membunuh setiap anak laki-laki dari kalangan bani isroil diriwayatkan dari Abdulloh bin Abbas dan sahabat yang lain bahwasannya suatu hari Firaun bermimpi mendapati kobaran api muncul dari Baitul maqdis. Kemudian api tersebut membakar kota mesir dan seluruh penduduknya.
Anehnya kobaran api tersebut sama sekali tidak menyentuh bani israil. Ketika firaun bangun dari tidurnya dia kaget dan segera memanggil para menteri pendeta dan tukang sihir lalu mengutarakan mimpi yang dialami semalam. Dari mimpi inilah bermula kisah Nabi Musa dan Raja Fir’aun.
Para pemuka tersebut menjawab: akan lahir seorang anak laki-laki dari kalangan bani isroil yang menjadi penyebab akan runtuhnya kerajaanmu. Atas dasar inilah firaun melincurkan perintahnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dari kalangan bani israil.
Dalam Riwayat lain, terdapat berita lahirnya sosok laki-laki dari keturunan nabi ibarohim yang akan menghancurkan kekuasaan firaun. Berita ini dengan cepat tersebar luas di mesir hingga sampai di telinga firaun. Atas informasi tersebut firaun mengambil Tindakan sebagaimana di atas.
Mengenai perintah dihayutkannya peti ke pinggir sungai, ternyata memiliki hikmah tersendiri, sebagaimana yang disampaikan imam sya’rowi. Yaitu adanya kedalaman yang berada di tengah sungai, merupakan tempat hewan air buas yang membuat hawatir akan keselamatan musa kecil beda halnya jika di pinggir sungai, di mana tidak ditemukan diasana kecuali ikan-ikan kecil yang tidak membuat cemas.
Dan lagi, lebih mudah untuk dipantau dan sampai dengan selamat dengan harapan ada orang yang mengambilnya lalu mendidiknya dengan hati yang tulus.
One thought on "Kisah Nabi Musa dan Raja Fir’aun; Bermula dari Mimpi"