Alat Musik Rebana, Hukum Beserta Dalilnya

- Penulis

Minggu, 6 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mustaqim.NET – Kali ini saya akan merangkum hal-ihwal terkait alat musik rebana. Sumber kebanyakan kami kutip dari kitab at-Tanbihat al-Wajibat liman Yasna’u al-Maulid bi al-Munkarat, adikarya Mbah Hasyim Asy’ari. Pendiri Nahdlatul Ulama ini mengutip dari kitab Tuhfatul-Muhtaj, adikarya Imam Ahmad bin Hajar al-Haitami (Ibnu Hajar al-Haitami).

Secara garis-besar, menabuh rebana boleh-boleh saja saat acara pernikahan. Karena hal itu juga terjadi saat pernikahan Sayyidah Fathimah dengan Sayyidina Ali, dan Rasulullah sendiri mengetahuinya. Imam al-Baghawi dari berbagai hadis terkait menabuh rebana bahkan berpendapat: sunah menabuh rebana dalam pernikahan dan selain pernikahan.

Juga, yang sangat jelas adalah boleh menabuh rebana dalam perayaan khitan. Hal itu berdasarkan riwayat bahwa Sayyidina Umar bin Khathab membiarkan menabuh rebana dalam acara nikah dan khitan, tetapi mengingkari menabuh rebana selain keduanya.

Dalam semua acara dalam rangka mengekspresikan kebahagiaan, menurut kaul ashah juga boleh. Ada sebuah hadis yang menceritakan bahwa ada seseorang yang bernazar untuk menabuh rebana saat ke-rawuh-an Rasulullah dari medan perang. Rasulullah bersabda, “Kalau kamu bernazar seperti itu, maka tunaikanlah.”

Dari hadis tersebut disimpulkan bahwa tidak ada khilaf terkait menabuh rebana saat ke-rawuh-an orang alim dan pemimpin, bahkan berhukum sunah. Karena sesuatu yang mubah seharusnya ketika dinazari tidak wajib dipenuhi. sedangkan dalam kasus tersebut, Rasulullah memerintahkan untuk memenuhi nazarnya.

Lantas, bagaimana kalau dalam rebana tersebut sudah dimodif memiliki kecer? Tentu juga tidak masalah. Lantaran hadis tersebut bersifat mutlak. Baik kecer rebana Arab, yang kecernya berupa kelintingan ada di dalam, atau pula kecer rebana non-Arab, yang kecernya ditempelkan pada beberapa lubang sekeliling rebana.

Berikut ringkasan ulama tentang hukum menabuh rebana yang telah dimodifikasi:

NO ULAMA/KITAB HUKUM REBANA KETERANGAN
1 al-Hawi ash-Shaghir dan ulama dan kitab lainnya Boleh
2 al-Adzra’i Haram Rebana malah lebih berpotensi membikin orang berjoget melebihi alat musik yang lain
3 al-Hilmi Ditinjau Halal hanya untuk perempuan (pendapat ini ditolak Imam as-Subki)

 

Berita Terkait

Hukum Menyentuh Anjing dalam Keadaan Kering
Bagaimana Cara Salat Makmum yang Tertinggal Bacaan Al-Fatihahnya Imam?
5 Kriteria Syarat Wajib Berpuasa Ramadan
Hukum Posting Foto Korban Bencana
Vaksin dalam Perspektif Islam
Tradisi Maulid di Pasuruan, Jawa Timur
Hukum Bisnis MLM (Multi Level Marketing) dalam Islam
Soal Marhaban Yang Dipersoalkan
Berita ini 32 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 7 September 2023 - 19:02 WIB

Hukum Menyentuh Anjing dalam Keadaan Kering

Kamis, 7 September 2023 - 05:48 WIB

Bagaimana Cara Salat Makmum yang Tertinggal Bacaan Al-Fatihahnya Imam?

Senin, 13 Februari 2023 - 16:38 WIB

Hukum Posting Foto Korban Bencana

Senin, 13 Februari 2023 - 03:03 WIB

Vaksin dalam Perspektif Islam

Minggu, 4 Desember 2022 - 05:12 WIB

Tradisi Maulid di Pasuruan, Jawa Timur

Senin, 21 November 2022 - 17:40 WIB

Hukum Bisnis MLM (Multi Level Marketing) dalam Islam

Minggu, 6 November 2022 - 17:14 WIB

Alat Musik Rebana, Hukum Beserta Dalilnya

Senin, 24 Oktober 2022 - 07:13 WIB

Soal Marhaban Yang Dipersoalkan

Berita Terbaru

Sejarah

Sejarah Mimbar Masjid Nabawi

Selasa, 5 Des 2023 - 06:46 WIB

Fikih

Hukum Menyentuh Anjing dalam Keadaan Kering

Kamis, 7 Sep 2023 - 19:02 WIB