Tunjukkanlah Bukti Bahwa Allah Maha Esa atau Bersifat Wahdaniyah!

- Penulis

Senin, 10 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saya punya satu permintaan. Tunjukkanlah bukti bahwa Allah Maha Esa atau bersifat wahdaniyah!

***

Bukti bahwa Allah Maha Esa atau bersifat wahdaniyah ialah Andai tuhan itu lebih dari satu, maka mana mungkin ada kita berdua, eh maksudku seluruh jagad raya ini sebab lemahnya tuhan. Lantaran qudrah dan irâdah-nya tuhan itu mencakup keseluruhan[1]. Jika tuhan itu dua, otomatis dzat yang memiliki sifat qudrah dan iradah pun ada dua. Maka kekuasaan tuhan pun harus dibagi dua, alias sebagian saja bin tidak keseluruhan perkara mungkin. Sebab, tak ada ceritanya satu ciptaan (atsar) dari dua pencipta (muatsir)[2].

Semisal gini, saat kita menginjakkan ‘kedua’ kaki kita, apakah bekasnya nanti hanya satu? Ya, gak! Pasti ada bekas kaki kanan dan kiri, gak mungkin Cuma satu kaki!

Maka, salah satunya harus ada yang mengalah, alias salah satu pencipta itu berkuasa kepada seluruh alam, yang lainnyalemah (‘ajz)[3].

Jika salah-satu dua dzat yang memili qudrah itu ‘ajz, maka yang satunya pun ‘ajz, lantaran taraf qudrah-nya sama[4].

Hasil akhirnya, kedua pencipta itu tidak mampu menciptakan alam semesta ini. Dan hasil ini jelas salah kaprah, melihat kenyataannya, alam ini ada[5].

Dari penjelasan tadi, dapat di-sempol-kan, eh maksudku disimpulkan bahwa dzat, sifat serta pekerjaan Allah SWT wajib wahdâniyah! Mungkin itu sudah cukup, bila Anda hanya meminta saya tunjukkanlah bukti bahwa Allah Maha Esa atau bersifat wahdaniyah!

***

Lha, jika sifat qudrah dan iradah mustahil lebih dari satu—atau gampangannya—hanya Allah SWT yang memiliki pekerjaan, maka kita ini—sebagai makhluk—hidup dalam keterpaksaan donk?

***

Memang, kita tidak memiliki sifat untuk menciptakan (dalam hal ini, menciptakan pekerjaan). Sebab, sifat itu tertentu kepada Allah SWT[6]. Akan tetapi, Allah SWT berkehendak membarengkan antara ikhtiyar dan pekerjaannya makhluk[7]. Dan, inilah yang dimaksud hukum adat[8].

Coba lihatlah api. Sebenarnya api itu tidak membakar, tapi ketepatan saja. Ya, buktinya kalo memang api membakar dengan sendirinya, pasti air pun bisa terbakar donk! Tapi, kenyataannya enggak, kan?!

Samahalnya dengan makan. Yang mengenyangkan kita sebenarnya bukan makan, melainkan Allah SWT. Hanya saja, Allah SWT berkehendak pada hukum adat. Ya, adatnya jika kita makan maka kita kenyang[9].

Itulah ideologi Ahlusunnah Waljamaah. Jangan ikuti aliran Jabariyah dan Qadariyah.

***

Emang Qadariyah dan Jabariyyah itu kenapa, Kak?

***

Akidah Qadiriyyah ngawur,[10]sedangkan Jabariyyah sembrono[11] menanggapi pekerjaannya makhluk. Jabariyyah beranggapan bahwa semua pekerjaan yang ada ini sama dan tidak ada sangkut-pautnya dengan pekerjaan makhluk[12].

Sedangkan Qadariyyah beranggapan bahwa kita memiliki qudrat yang dapat menciptakan pekerjaannya sendiri[13].

Keduanya sama-sama keliru!

Untuk itu, Ahlusunnah Waljamaah menengahi mereka. Bukankah antara darah dan tahi terselip susu yang menyegarkan?[14]

Ahlusunnah Waljamaah tidak mengatakan qudrat-nya makhluk dapat menciptakan pekerjaannya. Lantaran satu-satunya dzat Yang Maha Pencipta hanyalah Allah SWT. Akan tetapi, Allah SWT berkehendak pekerjaan makhluk bersamaan dengan ikhtiyarnya. Dan, inilah yang disebut dengan muktâr. Sedangkan jika Allah SWT menciptakan pekerjaan makhluk tanpa adanya ikhtiyar (bergetar, misalnya), maka di sebut majbûr atau juga mudhthar.


[1]Ummul-Barâhîn, hal. 163

[2]Ummul-Barâhîn, hal. 163

[3]Ummul-Barâhîn, hal. 163

[4]Ummul-Barâhîn, hal. 163

[5]Ummul-Barâhîn, hal. 163

[6]Ummul-Barâhîn, hal. 164

[7]Ummul-Barâhîn, hal. 164

[8]Ummul-Barâhîn, hal. 165

[9]Ummul-Barâhîn, hal. 166

[10]Ummul-Barâhîn, hal. 166

[11]Ummul-Barâhîn, hal. 166

[12]Ummul-Barâhîn, hal. 165

[13]Ummul-Barâhîn, hal. 165

[14]Ummul-Barâhîn, hal. 166

Berita Terkait

Penciptaan Sperma (Air Mani) bukanlah Awal Wujud Makhluk
AGAMA & SAINS: Kritik Seputar Istilah Ilmiah
Hubungan Syariat, Tarekat, dan Hakikat
Bukti Manusia Lebih Mulia dari pada Malaikat
Hukum Alam dalam Islam
9 Macam Nama (الاسم) Beserta Penjelasan dan Contohnya
Aswaja, Salafi dan Wahabi
Apa Itu Kalamullah? – Memahami al-Quran yang Bukan Makhluk
Berita ini 1,546 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 5 Desember 2023 - 23:05 WIB

Teks Doa Panjang Setelah Salat Fajar Beserta Terjemah Bahasa Indonesia

Selasa, 18 Oktober 2022 - 03:11 WIB

Sholawat Nahdliyah Lirik Latin Arab dan Artinya

Selasa, 20 September 2022 - 22:16 WIB

8+ Keutamaan Surat Yasin Menurut Aswaja

Minggu, 24 Oktober 2021 - 18:19 WIB

Doa Setelah Baca al-Kahfi versi Aswaja

Senin, 27 September 2021 - 06:17 WIB

3+ Efek Samping Rajah yang Mengerikan

Minggu, 11 Juli 2021 - 07:05 WIB

Teks dan Khasiat Sholawat Malaikat Yaqut (Sholawat Yaqutiyah)

Minggu, 20 Juni 2021 - 21:34 WIB

Bacaan Tasyakuran Rumah Baru Arab Latin

Sabtu, 6 Maret 2021 - 00:01 WIB

Naskah Asli Lafadz Sholawat Malaikat Muqorrobin

Berita Terbaru

Sejarah

Kisah Perang Mu’tah; Taktik, Penyebab, dan Kronologinya

Sabtu, 15 Nov 2025 - 22:38 WIB

Tasawuf

Bagaimana Cara Bertobat kepada Allah ﷻ yang Benar?

Selasa, 14 Okt 2025 - 03:14 WIB

Fikih

Lengkap: Ketentuan, Hukum, dan Hikmah Pelaksanaan Akikah

Minggu, 4 Mei 2025 - 08:14 WIB

Akidah

Penciptaan Sperma (Air Mani) bukanlah Awal Wujud Makhluk

Rabu, 30 Apr 2025 - 23:07 WIB

Ruang Putih

Momen Haul KH. Nawawie bin Noerhasan IASS Kokop

Jumat, 25 Apr 2025 - 06:28 WIB