Daftar Isi
Metode halaqah adalah kegiatan diskusi yang biasanya dilakukan secara melingkar. Kata halaqah sendiri berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti bundar, lantaran kebaisaan dari kegiatan ini adalah melingkar; membentuk bundaran. Untuk itu, ada istilah Konferensi Meja Bundar, yang bermula pada tahun 23 Agustus 1949 hingga 2 November 1949. Disebut Meja Bundar lantaran konferensi ini dilakukan secara melingkar, menggunakan meja berbentuk bundar.
Namun, titik tekan dari halaqah bukanlah bundarannya, melainkan musyawarah. Jadi, sebuah kegiatan dikatakan halaqah bila bermusyawarah, meskipun bentuknya berjejer, tidak kotak.
Nah, dalam tulisan ini admin mustaqim.net akan membagikan kepada kalian metode halaqah yang baik dan benar. Simak penjelasan berikut ini!
Jenjang Halaqah
Belajar mengajar dengan sistem halaqah merupakan kegiatan inti dalam metode ini. Idealnya, kegiatan ini dilaksanakan dengan durasi minimal satu jam setiap kali pertemuan/tatap muka. Sedangkan ketentuan waktu tersebut merupakan hasil kesepatan bersama antara pengurus program dan pengurus pesantren agar timbul kepadu-padanan dan sinkron antar pengurus.
Keberagaman potensi dan kemampuan yang dimiliki anggota mengharuskan adanya suatu penanganan tersendiri. Maka dari itu, program ini memiliki sistem majelis bertingkat yang masing-masing memiliki kriteria, metode, dan target khusus. Berikut penjelasannya:
MUTARAJIM (Misi: Menerjemah Kitab)
Mutarajim adalah tingkatan pertama dari program ini yang memiliki fokus mengembangkan kemampuan dasar pertama dalam bermusyawarah, yakni menerjemah baik terjemah tekstual atau terjemah bebas (pemahaman).
MUTAFAHIM (Misi: Memahami Kitab)
Mutafahim merupakan tingkatan lanjutan dari mutarajim, adapun fokusnya adalah mengembangkan kemampuan dasar kedua dalam bermusyawarah, yakni memahami.
MUTAFAQQIH (Misi: Mendalami Kitab)
Mutafaqqih merupakan tingkatan lanjutan bagi anggota yang telah menguasai dua kemampuan dasar bermusyawarah yang telah dilatih dalam dua tingkatan sebelumnya. Fokus dari tingkatan ini adalah mengembangkan kemampuan dalam memahami kitab dengan kritis serta kemampuan dalam menalar dan mengkaitkan realita-realita masalah dengan berbagai konsep dari kitab-kitab turast yang dikaji.
Pemaparan diatas merupakan penjelasan singkat setiap tingkatan dalam program. Adapun mengenai sitem, metode, target dalam mencapainya, selebihnya diserahkan kembali kepada masing-masing pembina dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada.
makasih sekali bang saya mau coba
Silahkan!