Mukadimah Metode Baca-Tulis

- Penulis

Senin, 25 Januari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Apa itu Metode Baca-Tulis?

Metode Baca-Tulis adalah metode kepenulisan dengan mendahulukan membaca kemudian menulis. Namun, metode ini menerapkan rentetan membaca lalu menulis secara sempurna. Tidak setengah-setengah.

Maksudnya?

Pernahkah Anda mendengar cuitan
“Nulis dulu. Soal baca belakangan!”
“Kalau baca mulu, kapan nulisnya?”
“Tentukan tema dulu, lalu baca. Biar gak bingung!”
Celotehan semacam itu tidak lain merupakan potret penerapan baca-tulis setangah-setengah. Lebih tepatnya, ia menomorduakan membaca.

Bila tidak mengutamakan membaca, tulisannya pasti hambar dan tidak berisi. Kalau pun iya, proses pembuatanya pasti rumit. Tidak percaya? Berikut efek negatif, bila tidak mendahulukan membaca:

  1. Tiap Menulis, Pasti Kebingungan

    Ada beberapa kejadian yang menimpa sahabat saya. Dia bingung menulis sebuah tema yang ditugaskan kepadanya. Berkali-kali harus bolak-balik bertanya sana-sini, hanya untuk menulis satu tema kajian yang belum pernah ia ketahui. Mengapa demikian?
    Jawabannya satu: ia menyanggupi tema yang sama-sekali belum ia baca, alias tema yang belum ia kuasai. Apakah dia bodoh? Tidak. Di memorinya pasti terekam banyak ilmu yang masih belum diketahui banyak orang, dan penting untuk ditulis. Anehnya, saat outline, ia tidak mengajukan tema yang ada di otaknya itu. Aneh, kan?!

  2. Tulisannya Tidak Berisi, Terkesan Dipaksakan, dan Kemungkinan Salah Sangatlah Besar

    Laksana orang yang hendak pergi ke lantai IV, tentu lebih cepat bagi mereka yang sudah berada di lantai III. Ketimbang mereka yang masih mau melangkah dari lantai I.
    Kemungkinan terpeleset pun, lebih minim, bila sudah pernah sampai. Ketimbang mereka yang masih pertama kali.
    Sama persis dengan menulis. Bila tema yang hendak ia tulis sudah ia kuasai, kemungkinan salah akan minim, serta proses menulis jauh lebih mudah dan pastinya menyenangkan.

  3. Lekas Jenuh

    Model penulis yang mengabaikan membaca, secara otomatis tiap ia menulis pasti ketimpa keribetan. Menulis baginya merupakan beban; bukanlah sebuah keasyikan. Secara naluriah, penulis model begini sangat cepat mencapai titik jenuh.

Dari sana, bagi saya, metode baca-tulis yang kaffah sangat penting untuk diterapkan semua penulis, agar ia tidak mengalami titik jenuh dalam menulis.

Berita Terkait

Praktik Metode Baca-Tulis
Penutup Metode Baca-Tulis
Penerapan Metode Baca-Tulis
Pendahuluan Metode Baca-Tulis
Berita ini 54 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Senin, 8 Juli 2024 - 20:08 WIB

Dalil Rukyat Hilal Tiap Bulan

Jumat, 19 Januari 2024 - 22:28 WIB

Hubungan Syariat, Tarekat, dan Hakikat

Kamis, 7 September 2023 - 19:02 WIB

Hukum Menyentuh Anjing dalam Keadaan Kering

Kamis, 7 September 2023 - 05:48 WIB

Bagaimana Cara Salat Makmum yang Tertinggal Bacaan Al-Fatihahnya Imam?

Minggu, 30 April 2023 - 05:16 WIB

5 Kriteria Syarat Wajib Berpuasa Ramadan

Senin, 13 Februari 2023 - 16:38 WIB

Hukum Posting Foto Korban Bencana

Senin, 13 Februari 2023 - 03:03 WIB

Vaksin dalam Perspektif Islam

Minggu, 4 Desember 2022 - 05:12 WIB

Tradisi Maulid di Pasuruan, Jawa Timur

Berita Terbaru

al-Quran

Belajar al-Quran dengan Buku Iqro (Jilid 1-6)

Minggu, 20 Okt 2024 - 23:48 WIB

al-Quran

13+ Syarah Tuhfatul Athfal PDF

Minggu, 20 Okt 2024 - 02:43 WIB

Info

Membeli Ihya Darul Minhaj; Apakah Worth It?

Rabu, 9 Okt 2024 - 05:43 WIB

Akidah

AGAMA & SAINS: Kritik Seputar Istilah Ilmiah

Senin, 9 Sep 2024 - 17:00 WIB

Fikih

Dalil Rukyat Hilal Tiap Bulan

Senin, 8 Jul 2024 - 20:08 WIB