Ada sebuah hadis yang menceritakan keadaan nabi menjelang wafat. Dalma hadis tersebut diceritakan bahwa Nabi Muhammad sama-sekali tidak merisaukan dirinya, melainkan memeikirkan keadaan umatnya. “Ummati… Ummati…,” begitu kata Nabi.
Di lain sisi, ada sebuah hadis yang menjelaskan bahwa pewaris para nabi ialah ulama. Sebagian contoh warisan tersebut ialah sebagaimana cerita Syaikhina wa Murabbi Ruhina KH A. Nawawi bin Abd. Djalil menjelang wafat. Beliau sama-sekali tidak merisaukan dirinya, melainkan memikirkan santrinya.
Ada kisah dari salah keluar ndalem, ketika hari-hari menjelang wafat, Syaikhina wa Murabbi Ruhina KH A. Nawawi bin Abd. Djalil dirawat di salah-satu rumah sakit. Ketika dijenguk oleh keluarga Sidogiri, Syaikhina wa Murabbi Ruhina KH A. Nawawi bin Abd. Djalil dalam keadaan sakit, bukan malah mengeluh akan rasa sakit yang diderita beliau, malah beliau mengkhawatirkan dirinya tidak bisa lagi mulang santrinya.
Saya mendengar cerita itu, langsung teringat akan kisah Nabi Muhammad menjelang wafat. Sungguh, hal itu benar-benar mewarisi karakteristik para nabi, yang senantiasa memikirkan umatnya.
Beliau bukan semata-mata mengurusi santri di bidang keilmuan saja, melainkan kesehatannya, baik rohani mau pun jasmani. Dua tahun lalu, saat pertama kali kemunculan Covid-19, beliau mengijazahkan amalan kepada seluruh santirnya, agar saat libur pesantren, para santri dan aman dari virus.
Tentu perhatian penuh dari Syaikhina wa Murabbi Ruhina KH A. Nawawi bin Abd. Djalil kepada santinya inilah, yang membikin kami begitu merasakan kehilangan yang luar biasa. Semoga kelak kami dapat berkumpul dengan beliau. Amin!
12/06/2021