Siapa sangka, ternyata dibalik problematika keharaman catur, ulama salaf bahkan mengklaim bahwa catur dapat dijadikan media sebagai pengasah pikiran. Dalam Hasyiyatul-Jamal (X/749) Syekh Sulaiman al-Jamal (w 1204 H) mengatakan bahwa catur memiliki konsep mengatur strategi yang rumit, sehingga permainan tersebut berpotensi mengasah pikiran dan merupakan bagian dari permainan pikir. Lebih lengkapnya, beliau mengatakan:
وفارق النرد الشطرنج حيث يكره إن خلا عن المال بأن معتمده الحساب الدقيق والفكر الصحيح ففيه تصحيح الفكر ونوع من التدبير ومعتمد النرد الحزر والتخمين المؤدي إلى غاية من السفاهة والحمق
“Perbedaan antara permainan dadu dengan catur sehingga menyebabkan catur itu makruh (tidak sampai haram) bila tanpa taruhan harta lantaran catur berpedoman kapada menyusun strategi dengan cermat dan akal sehat, sehinggacatur mencakup permainan yang mengasah pikiran dan bagian dari tadbir. Sedangkan permainan dadu hanya beroedoman kepada tebakan dan spekulasi sehingga berpotensi menambah bodoh dan tolol”
Pada dasarnya catur boleh dimainkan (meski pun makruh) bila mana memenuhi tiga syarat. Hal ini diungkap dalam kitab Fathul-Mu’in (IV/285) yang berbunyi:
واللعب بالشطرنج بكسر أوله وفتحه معجما ومهملا مكروه
“Bermain catur itu sekadar makruh apabila…
- Tidak Bertaruh Harta
إن لم يكن فيه شرط مال من الجانبين أو أحدهما
“Apabila tidak ada persyaratan dari kedua belah pemain atau salah-satunya” - Tidak Melupakan Salat
أو تفويت صلاة ولو بنسيان بالاشتغال به
“Melalaikan salat, meskipun lupa sebab keaysikan bermain” - Tidak Bermain dengan Orang yang Berkeyakinan Perihal Keharaman Catur
أو لعب مع معتقد تحريمه
“Bermain dengan orang yang meyakini keharaman catur”
وإلا فحرام ويحمل ما جاء في ذمه من الأحاديث والآثار على ما ذكر
“Apabila tidak memenuhi syarat di atas maka permainan catur berhukum haram sesuai sebuah hadis Nabi Muhammad.”
Semoga bermanfaat dan dapat mengasah pemikiran kita!