Sifat Terpuji Nabi Idris; Sebuah Kisah Teladan Bergambar

- Penulis

Senin, 28 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hai sahabat Mustaqim.net, kali ini saya akan menceritakan kisah sifat terpuji Nabi Idris. Namun, tidak seperti biasa, karena pada kali ini kisah teladan Nabi Idris ini bergambar. Penasaran? Simak terus ceritanya di sini, ya!

Kisah Teladan Nabi Idris

Nabi Idris merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam. Menurut riwayat, Idris tinggal di tanah Mesir. Nabi Idris berdakwah untuk agama Allah. Mengajarkan tauhid dan beribadah pada Tuhan. Memberi petunjuk pada umatnya untuk selalu meniti jalan kebenaran. Jalan keselamatan dari siksa neraka. Jalan penyelamatan, kehancuran, dan kebinasaan dunia.

sifat terpuji nabi idris
Ilustrasi ini saya ambilkan di salah-satu buku anak.

Selain sebagai orang yang pertama mengajarkan tentang menjahit dan menata pakaian, ilmu falak, dan tulis-menulis dengan pena, beliau juga mempunyai kekuatan yang hebat dan bertabiat gagah berani, sehingga diberi julukan “Asadul Usud”, artinya Singa dari segala Singa. Beliau tidak pernah lalai sedikit pun dari mengingat Allah, walau sedang sibuk menghadapi persoalan penting sehari-hari. Karenanya, Allah memberikan derajat yang tinggi padanya.

Seperti halnya Nabi Adam dan Nabi Syits, Nabi Idris juga menerima Wahyu Allah melalui Malaikat Jibril yang berupa 30 Shahifah yang berisi petunjuk untuk disampaikan kepada Umatnya. Beliau diutus berdakwah kepada umat keturunan Qabil. Umat ini telah bersikap durhaka kepada Allah. Mereka menimbulkan berbagai bencana dan kerusakan di muka
bumi. Oleh Nabi Idris, orang-orang ini diajak shalat, puasa dan bersedekah. Tapi, keturunan Qabil ini tidak mau mendengar ajakan menuju kebaikan itu. Mereka malah menghina dan mengejek Nabi Idris. Karena keturunan Qabil semakin menentang ajaran Idris, Allah memerintahkan Nabi Idris meninggalkan mereka dan membawa pengikutnya yang setia dan beriman kepada Allah untuk menyelamatkan diri. Karena Allah akan menurunkan azab kepada umat yang durhaka itu.

Begitu Nabi Idris dan pengikutnya meninggalkan negeri itu, datanglah azab yang dijanjikan Allah. Paceklik merajalela, pertanian gagal, ternak mati, dan akhirnya umat yang sesat itupun mati bergelimpangan karena kelaparan. Idris telah mendapatkan petunjuk Tuhan untuk dapat menyaksikan neraka dan surga. Karenanya, Idris ingin menetap di surga. Namun Tuhan tak memperkenankan. Karena surga hanya bisa dihuni oleh hamba-hamba Tuhan yang saleh sesudah hari kiamat. Akhirnya, Idris yang tak ingin tinggal di muka bumi itu menetap sebagai penghuni langit ke empat.

Kesohoran Idris yang diangkat Tuhan sebagai nabi semasa berusia 82 tahun itu dikarenakan 8 ajarannya yang mulia bagi seluruh umat.

Nabi Idris Sejak Kecil Rajin

Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Shiyth bin Adam a.s.,yang menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi nabi setelah Adam dan Shiyth. Menurut kitab tafsir, beliau hidup 1.000 tahun setelah Nabi Adam wafat.

Ternyata nama asli Nabi Idris adalah Akhnukh (Henokh). Kira-kira kenapa ya adik-adik namanya yang dikenal menjadi nama Idris? Beliau dinamakan Idris karena banyak mempelajari kitab-kitab dan mushaf Nabi Adam dan Syits. Beliau dilahirkan di Babilon. Nabi Idris adalah seorang yang sangat cerdas, pandai, dan memiliki kemauan belajar yang tinggi. Beliau merupakan manusia pertama yang menulis dengan pena dan dianugerahi berbagai kepandaian oleh Allah, di antaranya, kepandaian naik kuda, ilmu alam, tulis- menulis, dan berhitung. Beliau adalah menjadi orang pertama yang menjahit pakaian dan mengenakan pakaian berjahit.

nabi idris sejak kecil rajin
Ilustrasi ini juga diambilkan dari salah satu buku

Selain itu, beliau menguasai berbagai macam bahasa sehingga dapat mudah berkomunikasi dengan manusia lainnya. Beliau juga pandai membuat arsitektur rumah yang sederhana dan indah sehingga banyak orang yang menirunya dan banyak orang yang meminta bantuannya.

Dalam berdakwah, Nabi Idris mengalami banyak rintangan dan hambatan. Akan tetapi, beliau menghadapinya dengan sabar. Di dalam Al-Qur’an, Nabi Idris digolongkan sebagai manusia yang sabar karena beliau tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan dan rintangan seberat apa pun. Meski sering mendapat celaan dan ejekan, Nabi Idris tidak putus asa untuk mengajak orang-orang menyembah kepada Allah. Kesabaran Nabi Idris telah membuat dirinya senantiasa berada dalam rahmat Allah.

Meskipun memiliki sifat sabar, beliau dapat bertindak tegas terhadap orang kafir yang berbuat zalim. Nabi Idris dan pengikutnya sering mencapai kemenangan dalam peperangan. Beliau memiliki keberanian yang hebat dan tidak takut akan kematian sehingga memiliki gelar asadulasad (singa dari segala singa).

Selama puluhan tahun berdakwah, Nabi Idris hanya mendapatkan beberapa pengikut saja. Akan tetapi, beliau tetap tegar dan terus berdakwah.

Selain memiliki kepandaian luar biasa, Nabi Idris dikenal sebagai nabi yang baik dan saleh, tekun beribadah, tidak pernah meninggalkan perintah Allah, dan rajin berpuasa. Hal ini membuat Malaikat Izrail ingin bertemu dengan Nabi Idris. Kemudian, malaikat maut itu bermohon kepada Allah Swt., agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi Idris
a. s. Allah pun mengabulkan permohonan Malaikat Izrail.

Kisah Menarik Nabi Idris dan Malaikat Maut

Nabi Idris a.s. mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Inilah yang juga termasuk salah-satu sifat terpuji Nabi Idris. Nah, uniknya, apabila waktu berbuka telah tiba, datanglah malaikat dari surga membawa makanan Nabi Idris, lalu beliau menikmati makanan tersebut.

Suatu hari, ketika tiba waktu berbuka puasa, Nabi Idris kedatangan tamu, yakni Izrail yang menyamar sebagai manusia. Izrail datang sambil membawa beberapa buah segar dari surga dan mempersilakan Nabi Idris untuk memakannya. Nabi Idris pun mengajaknya untuk makan bersama. Akan tetapi, anehnya, tamu tersebut tidak mau memakannya.
Kemudian, Nabi Idris mengajak tamunya berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Ketika sampai di perkebunan, tamunya tersebut meminta izin untuk memetik buah-buahan yang ada di kebun itu. Nabi Idris tidak mengizinkannya. Lalu, beliau berkata kepada tamunya, “Kenapa Anda ingin memakan buah-buahan yang belum tentu halal ini, sedangkan ketika saya tawari buah-buahan yang halal kemarin Anda menolaknya?”

Izrail pun menjawab, “Sesungguhnya, aku hanya ingin mengujimu saja.”

Mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan. Selama empat hari melakukan perjalanan bersama, Nabi Idris menemukan banyak keanehan dalam diri tamunya tersebut. Lalu,beliau menanyakan siapa sebenarnya tamunya itu.
“Bolehkah saya tahu, siapakah Anda sebenarnya?” tanya Nabi Idris dengan rasa penasaran yang tinggi.
“Aku adalah Izrail,”Jawab Izrail dengan mantap.

Nabi Idris pun kaget dan kembali bertanya, “Apakah engkau akan mencabut nyawaku?
“Tidak, aku hanya ingin menemuimu karena aku kagum dengan kesalehanmu,”Jelas Izrail dengan singkat.
“Bukankah selama empat hari ini engkau bersamaku? Lalu, bagaimana engkau menjalankan tugasmu untuk mencabut nyawa manusia yang sudah tiba waktunya?” kembali Nabi Idris penasaran untuk bertanya.

“Sesungguhnya, Allah telah melimpahkan kekuasaan kepadaku untuk mengumpulkan Jiwa-Jiwa manusia seperti halnya dalam sebuah tempayan. Kemudian, apabila sudah tiba waktunya, aku cabut Jiwa-Jiwa itu dengan sangat mudah. Meskipun selama ini aku bersamamu, aku tetap menjalankan tugasku, tanpa sepengetahuanmu,”Jelas Izrail dengan tenang, suatu pemandangan yang akan sangat sulit untuk dilupakan. Oleh karena itu, Nabi Idris pun kemudian mencoba menggunakan waktunya untuk bisa menikmati semua yang ada.

Beberapa waktu kemudian, Izrail mengingatkan Nabi Idris bahwa waktu yang dimilikinya telah habis. Nabi Idris pun harus meninggalkan surga. Dengan berat hati, beliau melangkahkan kakinya menuju pintu keluar bersama Izrail. Ketika beliau tiba di pintu keluar surga, tiba-tiba Nabi Idris berkata, “Wahai Izrail, aku lupa dengan sandalku yang tertinggal di dalam surga. Bolehkah aku mengambilnya, sedangkan engkau menunggu di sini hingga aku kembali!”
Izrail menjawab, “Silakan, aku tunggu dipintu surga ini.”

Akan tetapi, setelah beberapa lama ditunggu, Nabi Idris belum muncul Juga. Akhirnya, Izrail memutuskan untuk menyusul Nabi Idris ke dalam surga. Izrail merasa heran karena ternyata Nabi Idris ditemukan sedang bersantai-santai sambil menikmati keadaan di surga. Izrail pun kemudian bertanya, “Wahai Idris, mengapa engkau masih di sini? bukankah engkau sudah menemukan sandalmu? Aku sudah menunggumu dari tadi.”

“Wahai Izrail, aku memang sengaja meninggalkan sandalku di sini karena aku tidak ingin keluar dari tempat ini. Bukankah setiap makhluk hidup akan mati dan dihidupkan kembali, dan aku telah merasakannya. Aku juga telah melihat pedihnya siksa neraka. Allah telah menyatakan bahwa barang siapa yang masuk surga, ia akan kekal di dalamnya. Sekarang, aku ada di dalam surga, bagaimana mungkin aku akan keluar lagi,”Jawab Nabi Idris dengan penjelasan dan alasan yang sangat masuk akal.

Izrail menjadi bingung dengan perkataan Nabi Idris, la tidak bisa memaksa Nabi Idris untuk keluar dari surga. Oleh sebab itu, Izrail pun kemudian datang kepada Allah Swt. dan mengadukan kejadian tersebut. Lalu, Allah pun menegaskan bahwa Idris boleh tinggal di surga karena ia memang salah seorang penduduk surga.

Kisah Teladan Nabi Idris Bergambar

3 Sifat Terpuji Nabi Idris

Dari cerita Nabi Idris di atas, kita bisa ambil pelajaran lho adik-adik, yaitu 3 sifat terpuji Nabi Idris, antara lain:

Pertama, Menegakkan Kebenaran

Sosok Nabi Idris yang saleh, selalu menegakkan kebenaran agama Allah, tidak pernah lalai dalam beribadah kepada Allah sehingga beliau memperoleh derajat yang tinggi, patut kita Jadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menyampaikan kebenaran, Nabi Idris tidak menggunakan cara kekerasan. Ini menunjukkan bahwa beliau memiliki kelembutan hati yang dapat menjadi modal dalam meraih simpati ketika berdakwah.

Kedua, Memiliki Keterampilan

Memiliki kemampuan luar biasa tidak menjadikan Nabi Idris sombong atau lalai. Sebaliknya, beliau menggunakan kepandaian dan kelebihannya sebagai sarana menegakkan kebenaran. Inilah yang membuatnya sangat dicintai oleh Allah Swt.

Ketiga, Saleh dan Baik

Kesalehan dan kebaikan hati Nabi Idris telah membuat Malaikat Izrail ingin bertemu dengannya. Karena kesalehan serta kebaikan hatinya itu pula, permintaannya untuk merasakan nyawanya dicabut, melihat neraka dan melihat surga dikabulkan oleh Allah Swt.

Berita Terkait

Kisah Nyata Anak Kecil Menyanggah Seorang Syekh
Sejarah Mimbar Masjid Nabawi
Kisah Pohon Kurma Menangis Merindu Baginda Nabi Muhammad ﷺ
Nur Muhammad Qadim dalam Al-Barzanji?
Kisah Ahmed Yassin Sang Pendiri Hamas
Ajaib, Sungai Nil Mendapat Surat dari Sayyidina Umar
Meneliti Buah yang Dimakan Nabi Adam
Firaun Hendak Mengurangi Jumlah Penduduk Ibrani dengan Cara Ini
Berita ini 70 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 7 Desember 2023 - 23:10 WIB

Kisah Nyata Anak Kecil Menyanggah Seorang Syekh

Selasa, 5 Desember 2023 - 06:46 WIB

Sejarah Mimbar Masjid Nabawi

Selasa, 28 Juni 2022 - 23:39 WIB

Kisah Ahmed Yassin Sang Pendiri Hamas

Kamis, 30 Desember 2021 - 06:01 WIB

Ajaib, Sungai Nil Mendapat Surat dari Sayyidina Umar

Senin, 29 November 2021 - 04:06 WIB

Meneliti Buah yang Dimakan Nabi Adam

Rabu, 24 November 2021 - 18:07 WIB

Firaun Hendak Mengurangi Jumlah Penduduk Ibrani dengan Cara Ini

Rabu, 15 September 2021 - 20:05 WIB

Menghadapi Dunia Tipu-Tipu Setan

Sabtu, 11 September 2021 - 18:02 WIB

Biografi Mas Dwy Sadoellah

Berita Terbaru

Fikih

Daftar Lengkap Halal-Haram Binatang ala Mazhab Syafi’i

Jumat, 26 Jan 2024 - 10:46 WIB

Akidah

Hubungan Syariat, Tarekat, dan Hakikat

Jumat, 19 Jan 2024 - 22:28 WIB

kisah

Kisah Nyata Anak Kecil Menyanggah Seorang Syekh

Kamis, 7 Des 2023 - 23:10 WIB

Sejarah

Sejarah Mimbar Masjid Nabawi

Selasa, 5 Des 2023 - 06:46 WIB