Sempat trending di Twitter tentang Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) yang meminta agar penggunaan kata ‘anjay’ sebagai bahasa pergaulan segera dihentikan.
“Jika ‘anjay’ dilontarkan untuk merujuk sebutan kata pengganti satu binatang, maka ‘anjay’ bisa bermakna merendahkan martabat seseorang. Karena bermakana merendahkan martabat seseorang, maka ‘anjay’ menjadi salah satu bentuk kekerasan verbal dan dapat dilaporkan sebagai tindak pidana,” begitu lansiran dari CNN Indonesia.
Lantas haramkah penggunaan kata Anjay?
Kaedah dasarnya, dalam syarh Sullam-Taufiq dijelaskan:
“(Termasuk yang haram diucapkan ialah) menghina yakni mengolok ngolok muslim. Ini diharamkan, ketika manyakitkan dan melukai seorang muslim, sebagaimana firman Allah, “Wahai orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok olok) lebih baik dari mereka (yang mengolo ngolok)” Juga diharamkan setiap perkataan yang menyakiti seorang muslim.“
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa: setiap yang dapat menyakiti seseorang, itu haram. Lantas bagaimana dengan perkataan “Anjay”?
Tergantung maksud dari yang melontarkan perkataan tersebut. jika dilontarkan untuk merujuk sebutan kata pengganti satu binatang, maka bisa menyakitkan, dan haram.
Bila diucapkan sebagai kata ganti ucapan ekspresi kekaguman, maka tak mengandung unsur bullying, alias diperbolehkan.