Manfaat Puasa Senin Kamis untuk Wanita dan Pria Muslim

- Penulis

Rabu, 2 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puasa senin kamis merupakan salah-satu dari sekian ragam puasa sunah yang masyhur. Alasan kemasyhurannya tiada lain selain karena dalam berbagai kesempatan, Rasulullah menganjurkan puasa senin kamis. Nah, selain karena terdapat dalam berbagai hadis, masyarakat cenderung tertarik lantaran manfaat puasa senin kamis sangat beragam. Namun, sebelum lanjut, kita berkenalan dulu dengan puasa sunah.

Apa itu Puasa Sunah?

Puasa sunah merupakan dua kata: puasa dan sunah. Puasa dalam bahasa Arab memiliki arti: menahan dari segala hal. Sedangkan dalam istilah fikih, puasa memiliki arti yang lebih khusus lagi, yakni menahan diri dari yang membatalkan. Termasuk juga, menahan dari makan dan minum. Definisi semacam ini, terdapat dalam berbagai kitab fikih, saat membahas pendahuluan Kitabush-Shiyam.

Sedangkan kata sunah merupakan satu dari lima hukum syariat, yakni: wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram. Sunah sendiri dalam istilah fikih memiliki arti: perkerjaan yang pelakunya mendapatkan sunah, dan bila ditinggal, tidak berdosa. Dalam beberapa kitab, termasuk dalam syarah Ummul-Barahin, sunah atau mandub memiliki arti: sesuatu yang diperintah syariat dengan perintah yang tidak jazim.

Nah, beberapa puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala, diistilahkan puasa sunah. Ragam puasa sunah sangat banya, alias tidak terhitung. Kebanyakan dalam kitab turas hanya menyebutkan katsirah, alias banyak; tidak terhitung. Namun, selain sunah, ternyata ada juga puasa yang berhukum wajib, makruh dan haram.

Aneka Ragam Hukum Puasa

Sebenarnya, puasa memiliki beberapa hukum. Perinciannya sebagaimana berikut:

  • Haram: puasa juga ada yang haram, loh. Seperti puasa ketika hari raya.
  • Makruh: contoh kecilnya, seperti hari tasyrik.
  • Wajib: seperti puasa Ramadan dan puasa yang dinazari.
  • Sunah: puasa senin kamis adalah salah-satunya. Mari kita bahas keutamaan dan manfaat puasa senin kamis.

Keutamaan dan Manfaat Puasa Senin Kamis

Junjungan besarkita, Nabi Muhammad SAW melakukan puasa senin kamis. Tentu hal itu menunjukkan bahwa banyak sekali manfaat puasa senin kamis. Dalam sebuah kesempatan, Sayyidatuna Aisyah bekisah:


إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.

“Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR An Nasai)

Untuk sebagian manfaat puasa senin kamis, kami cantumkan dalam tulisan singkat ini:

3 Manfaat Puasa Senin Kamis untuk Wanita dan Pria

Pertama kali yang layak terbahas pembahasan manfaat, ialah manfaat puasa senin kamis untuk wanita dan pria. Lebih tepatnya untuk keharmonisan keduanya. Bisa dikatakan juga manfaat puasa senin kamis untuk jodoh. Bagaimana bisa puasa memiliki dampak kepada hubungan dan kaharmonisan? Apa kaitannya?

Ada beberapa alasan pokok mengapa kami membahas manfaat puasa senin kamis untuk wanita dan pria. Di antaranya sebagaimana berikut:

  1. Jodoh Memang yang Serasi

    Berbicara jodoh, tidak terlepas dari tema serasi. Keserasian dalam segala hal. Khusunya, baik-tidaknya, atau saleh-tidaknya seseorang. Dalam kitab fikih, hal ini terkenal dengan istilah kufu’ atau kafa’ah.
    Jika seorang pria bisa menapaki tingkat saleh, lantaran ia rajin puasa senin kamis, besar kemungkinan ia akan mendapatkan wanita yang serasi, alias sama-sama saleh. Begitu pun sebaliknya. Bila wanita salehah, besar kemungkinan mendapatkan pria yang saleh.

  2. Mengontrol Syahwat, Sebelum Nikah

    Termasuk manfaat puasa senin kamis dan puasa-puasa yang lain, ialah mengontrol syahwat yang bergejolak. Tentu, dengan mengendalikan nafsu, kita dapat meminimalisir dosa. Hal ini sangat ampuh untuk menjadi batu loncatan kita, untuk menjadi orang yang lebih baik. Dalam sebuah hadis diterangkan:
    عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ دَخَلْتُ مَعَ عَلْقَمَةَ وَالْأَسْوَدِ عَلَى عَبْدِ اللَّهِ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَبَابًا لَا نَجِدُ شَيْئًا فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ. رواه البخاري
    “Dari Abdurrahman bin Yazid, ia berkata, “Aku bersama ‘Alqamah dan Aswad menemui Abdullah (bin Mas’ud), lalu Abdullah berkata, “Kami ketika masih muda pernah bersama dengan Nabi saw., lalu beliau bersabda kepada kami, “Wahai golongan pemuda, siapa yang mampu menikah, maka menikahlah, karena sungguh hal itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga kemaluan, dan siapa yang tidak mampu (menikah) maka hendaklah ia berpuasa, karena itulah pengendali baginya.”
    (HR. Bukhari)
    Dengan mengontrol syahwat sejak dini, tentu sangat berpengaruh terhadap keharmonisan hubungan saat menikah kelak. Tentunya, ketika itu kita snagt merasakan manfaat puasa senin kamis. Selamat mencoba!

  3. Membersihkan Catatan Amal Sepekan Dua Kali (Senin-Kamis)

    Manusia memang tempat luput dan dosa. Namun, seburuk-buruknya manusia, tetaplah memiliki kesempatan untuk melebur dosanya. Nah, dalam beberapa keterangan, setoran catatan amal terjadi pada hari senin kamis. Untuk itu sangat dianjurkan, ketika amal kita disetorkan, kita sedang ada dalam keadaan berpuasa.
    Beberapa hadis mengenai hal itu, sebagaimana berikut.
    تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
    Artinya: “Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR Tirmidzi)

    قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَصُومُ حَتَّى لاَ تَكَادَ تُفْطِرُ وَتُفْطِرُ حَتَّى لاَ تَكَادَ أَنْ تَصُومَ إِلاَّ يَوْمَيْنِ إِنْ دَخَلاَ فِى صِيَامِكَ وَإِلاَّ صُمْتَهُمَا. قَالَ « أَىُّ يَوْمَيْنِ ». قُلْتُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ. قَالَ « ذَانِكَ يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيهِمَا الأَعْمَالُ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ »
    Artinya: “Aku berkata kepada Rasulullah –Shallallahu alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, Engkau terlihat berpuasa sampai-sampai dikira tidak ada waktu bagimu untuk tidak puasa. Engkau juga terlihat tidak puasa, sampai-sampai dikira Engkau tidak pernah puasa. Kecuali dua hari yang Engkau bertemu dengannya dan berpuasa ketika itu.” Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bertanya, ‘Apa dua hari tersebut?’ Usamah menjawab, ‘Senin dan Kamis.’ Lalu Beliau bersabda, ‘Dua hari tersebut adalah waktu dihadapkannya amalan pada Rabb semesta alam (pada Allah). Aku sangat suka ketika amalanku dihadapkan sedang aku dalam keadaan berpuasa’.” (HR An Nasai)

Perayaan 3 Anugarah Terbesar, dalam Sekali Puasa

Allah SWT menitahkan dalam al-Quran untuk mensyukuri segala karunia yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya. Dalam surah Yunus Allah berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ (58)

“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

(QS. Yunus: 58)

Nah, rahmat terbesar adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Beliau lahir pada hari senin. Selain itu, pada hari senin pula, Rasulullah diutus dan pada hari senin al-Quran juga diturunkan. Untuk itu, Rasulullah SAW melakukan ritual puasa senin. Ketika para sahabat bertanya, beliau menjawab:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

“Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Al-Qur’an kepadaku pada hari tersebut.” (HR.Muslim).

Alhasil, dengan berpuasa hari senin, kita telah menyukuri beberapa kenikmatan luar biasa yang telah Allah berikan kepada kita. Semoga kita tergolong manusia yang mensyukuri nikmat!

Beberapa Problematika Puasa Senin Kamis

Namanya pembahasan fikih, tidak terlepas dari problematika waqi’iyyah yang terjadi dilapangan. Berikut di antara pertanyaan dan keisykalan perihal puasa.

Bila sudah terbiasa puasa daud, bagimana dengan puasa senin kamis?

Ada sebuah problem, yakni ketika seseorang hendak puasa senin kamis, padahal orang itu terbiasa puasa daud, bagaimana caranya? Kan, gak bisa? Harus milih salah-satunya? Terlebih kalau sudah ketepatan secara urutan puasa daudnya pada hari senin atau kamis tidak berpuasa. Nah, mana yang lebih baik? Apakah puasa atau tidak?

Di dalam Tuhfatul-Habib diterangkan bahwa yang paling utama tetap puasa Jadi gambarannya seperti berikut:

  • Senin : puasa senin dan dawud (dengan dua niat)
  • Selasa : libur
  • Rabu : dawud
  • Kamis : puasa kamis (dawud nya libur, jadi niatnya hanya puasa kamis)
  • Jumat : dawud
  • Sabtu : libur
  • Ahad : dawud
  • Senin : puasa senin (dawud libur, jadi niat hanya puasa senin)
  • Selasa : dawud
  • Rabu : libur
  • Kamis : dawud dan puasa kamis (dua niat biar dapat dua pahala), dst.

Untuk ‘ibaratnya, sebagaimana berikut:

وسئل الشهاب م ر عمن يصوم يوماً ويفطر يوماً فوافق يوم فطره يوماً مما يطلب صومه كيوم الاثنين أو الخميس هل فطره أفضل أم صومه ولا يخرج بذلك عن صوم يوم وفطر يوم ؟ فأجاب بأن الأفضل صومه ولا يخرج به عما ذكر اه م د .

Imam Sihabuddin ar-Ramli (berinisial mim ra’) pernah ditanya oleh orang yang terbiasa puasa daud alias sehari puasa dan sehari tidak. Permasalahannya, adalah ketika saat tidak berpuasa bertepatan dengan hari yang sunah berpusa seperti hari senin atau kamis. Apakah dengan tidak berpuasanya dia (karena mengikuti siklus puasa daudnya) lebih utama? Atau yang lebih utama adalah berpuasa, karena menjalani anjuran berpuasa senin/kamis meskipun berarti tidak mengikuti siklus puasa daud? Apakah saat dia menjalani puasa, karena menjalani anjuran berpuasa senin/kamis meskipun berarti tidak mengikuti siklus puasa daud tidak berarti keluar dari aturan yang ada dalam siklus puasa daud ? Imam Ramli menjawab: Berpuasa (karena menjalani anjuran berpuasa senin/kamis meskipun berarti tidak mengikuti siklus puasa daud) itu lebih utama dan yang demikian tidak berarti dia keluar dari aturan yang ada dalam siklus puasa daud.

Berita Terkait

Daftar Lengkap Halal-Haram Binatang ala Mazhab Syafi’i
Hubungan Syariat, Tarekat, dan Hakikat
Hukum Menyentuh Anjing dalam Keadaan Kering
Bagaimana Cara Salat Makmum yang Tertinggal Bacaan Al-Fatihahnya Imam?
5 Kriteria Syarat Wajib Berpuasa Ramadan
Hukum Posting Foto Korban Bencana
Vaksin dalam Perspektif Islam
Tradisi Maulid di Pasuruan, Jawa Timur
Berita ini 35 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 7 Desember 2023 - 23:10 WIB

Kisah Nyata Anak Kecil Menyanggah Seorang Syekh

Selasa, 5 Desember 2023 - 06:46 WIB

Sejarah Mimbar Masjid Nabawi

Selasa, 28 Juni 2022 - 23:39 WIB

Kisah Ahmed Yassin Sang Pendiri Hamas

Kamis, 30 Desember 2021 - 06:01 WIB

Ajaib, Sungai Nil Mendapat Surat dari Sayyidina Umar

Senin, 29 November 2021 - 04:06 WIB

Meneliti Buah yang Dimakan Nabi Adam

Rabu, 24 November 2021 - 18:07 WIB

Firaun Hendak Mengurangi Jumlah Penduduk Ibrani dengan Cara Ini

Rabu, 15 September 2021 - 20:05 WIB

Menghadapi Dunia Tipu-Tipu Setan

Sabtu, 11 September 2021 - 18:02 WIB

Biografi Mas Dwy Sadoellah

Berita Terbaru

Fikih

Daftar Lengkap Halal-Haram Binatang ala Mazhab Syafi’i

Jumat, 26 Jan 2024 - 10:46 WIB

Akidah

Hubungan Syariat, Tarekat, dan Hakikat

Jumat, 19 Jan 2024 - 22:28 WIB

kisah

Kisah Nyata Anak Kecil Menyanggah Seorang Syekh

Kamis, 7 Des 2023 - 23:10 WIB

Sejarah

Sejarah Mimbar Masjid Nabawi

Selasa, 5 Des 2023 - 06:46 WIB